JAKARTA – Tidak membutuhkan waktu lama, setelah diresmikannya Program Smart Farm Akademizi pada tanggal 2 Mei 2019 lalu, kini hasil dari kesungguhan program ini sudah dapat diperhitungkan. Rabu (3/7), tim IZI bersama para petani peserta Smart Farm sudah memanen cesin, kangkung, terong dan bayam.
Keempat jenis sayuran tersebut merupakan jenis sayuran yang banyak digunakan masyarakat Indonesia, baik untuk sayur atau sebagai bahan campuran makanan lainnya, seperti casin yang menjadi penyedap dan pengharum mi ayam dan bakso.
Keberhasilan ini bisa dilihat dari hasil panen yang diperoleh. Untuk kangkung dengan bibit 1kg menghasilkan 200 ikat, 1 ikat kangkung dihargai Rp. 1.000,- sampai dengan Rp. 1.500,-. Demikian untuk bayam, dengan menyebar 7 bungkus bibit bayam menghasilkan 9000 ikat, dengan harga perikatnya Rp.1.500,-.
Sementara untuk casin memperoleh 4000 ikat, untuk luas lahan 1500 meter, dengan harga perikatnya Rp. 1.500,-. Untuk terong, dengan panen 5 hari sekali bisa menghasilkan 5 kantong pelastik premium nylon bag beras 5 Kg, harga 1 kantong plastiknya Rp.100.000,-.
Dalam hal ini Direktur Pendayagunaan IZI, Nana Sudiana turun langsung untuk ikut serta dan melihat proses panen ke 4 jenis sayuran tersebut. Ia juga menyampaikan bahwa program pemberdayaan dari IZI yang bertajuk “Smart Farm Akademizi” ini sengaja digagas untuk semakin mendorong generasi milenial masuk dan menjadi bagian penting pengembangan sektor pertanian.
“Program yang masih bersifat pilot project ini didukung para petani muda yang berpengalaman, terbukti sukses dan bahkan sudah berprestasi di berbagai tingkatan. Juga didukung warga masyarakat, hingga kepala Dinas Pertanian Tangerang.” Jelasnya.
Nana juga menyampaikan, program yang berada di Desa Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang ini juga sangat didukung oleh Direktur IZI, Wildhan Dewayana. “Beliau minta dikembangkan dan diperluas, agar penerima manfaatnya pun semakin banyak,” tambahnya. (Kontributor: Yunus/Humas IZI: Fajri)
Leave a Reply