Entah sampai kapan derita pilu si kecil yang bernama Khoirul Ismi Panjaitan ini berakhir. Sampai saat ini, buah hati dari pasangan Naungan Panjaitan (48) dan Rosmina Lubis (46) ini masih menjalani rawat jalan intensif di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
Tak ada yang menyangka bisa membuat Khoirul Ismi demikian. Perangainya di kampung halaman yang biasa tampak riang, aktif dan rajin mengingatkan kedua orang tuanya sholat tepat waktu. Namun, kini dirinya tak dapat lagi berbicara, mendengar, tubuhnya kian menyusut, dan bahkan untuk berdiri pun kakinya tak mampu karena tak lagi miliki fungsi saraf normal.
Setelah diketahui oleh Dokter, Khoirul Ismi mengalami Hemiparesis, atau dalam istilah medisnya adalah kelemahan pada setengah tubuh setelah menjalani tiga kali operasi kanker otak (Cerebri Cancer).
“Saya ikhlas dengan keadaan komplikasi yang dialami oleh anak saya ini, bukan hanya berjuang untuk penyembuhan kanker ganas di otaknya, ia juga didiagnosis Dokter mengalami Epilepsy dan kelumpuhan pada separuh organ tubuhnya,” ujar Naungan Panjaitan, saat menemani buah hatinya beristirahat di kamar Rumah Singgah Pasien IZI Sumut pada Jum’at (31/8) lalu.
Ayah Khoirul Ismi bekerja sebagai buruh pembabat pohon rambung di Kawasan Sipirok, Tapanuli Selatan. Ia mengatakan operasi terhadap penyakit anaknya berawal pada bulan Agustus 2017 silam dan dilanjutkan dua kali operasi pemindahan tempurung kepala ke dalam perut anaknya di awal 2018 ini.
Sekalipun sudah menempuh proses pembedahan dan pemindahan tempurung kepalanya, pihak Medis belum bisa memastikan kesehatan anaknya dikarenakan kondisi tubuh Khoirul Ismi yang makin melemah. Pelaksanaan operasinya sendiri dilakukan atas saran dari Dokter,
Kemudian, Naungan sendiri menceritakan penyakit awal yang diderita anaknya. Penyakit sang buah hatinya sudah terlihat sejak usia 2,5 tahun. Saat itu, Khoirul Ismi selalu mengalami demam dan kejang-kejang pada sekujur tubuhnya.
“Setelah saya periksakan ke klinik kesehatan terdekat, pihaknya tak sanggup menangani anak kami, ya sudah kami langsung merujuk ke RSUD Padang Sidempuan. Setelah diperiksa ternyata di kepala anak saya terdapat pendarahan dan tumor otak. Pihak Dokter menamakan hal ini sebagai penyakit Ca. Cerebri.” jelas Naungan.
Hasil penanganan dari Tim Medis RSUD Padang Sidempuan sudah memberikan dampak yang baik terhadap Khoirul Ismi, akan tetapi hal itu hanya bertahan beberapa bulan saja. Derita anaknya ternyata belum juga usai meski mendapat perawatan di RSUD terdekat, hingga akhirnya sang buah hati dirujuk kembali di RSUP H. Adam Malik Medan.
Dari Sipirok menuju RSUP, perjalanan yang ditempuh Khoirul Ismi dan Orangtuanya membutuhkan waktu selama 11 jam. Setelah pelaksanaan operasi di RSUP H. Adam Malik, Khoirul Ismi tetap harus melaksanakan rawat jalan secara intensif. Adapun Kedua Orangtua Khoirul Ismi baru mengetahui keberadaan sebuah Rumah Singgah Pasien di Kota Medan setelah mendapat informasi dari pasien lain. Tanpa berpikir panjang, pihaknya langsung membawa Khoirul Ismi ke RSP yang letaknya sangat dekat dengan RSUP. Hal itu membuat mereka bisa lebih fokus jalani perawatan tanpa harus memikirkan akomodasi pergi pulang RSP ke Rumah Sakit.
“Alhamdulilah bisa langsung diterima di RSP ini. Saya kira disini bakal sepi, gak nyangka suasana kekeluargaannya antara petugas dan penghuni membuat saya sangat terhibur dan nyaman sekali, saya ucapkan terima kasih banyak RSP IZI, hanya Allah yang membalas kebaikan semua.” pungkas Ibunda Khoirul Ismi.
Penulis: Windi IZI Sumut
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply