Dalam mengarungi biduk rumah tangga, menjadi sebuah keharusan bagi pasangan suami-istri untuk tidak hanya saling menyayangi dan mengasihi, namun juga saling mengingatkan jika ada pasangannya yang berbuat kesalahan, serta saling mengajak untuk berbuat kebaikan. Setiap pasangan harus mengetahui perannya masing-masing.
Melalui kisah rumah tangga yang tertulis di dalam Al-Quran, kita dapat melihat empat jenis rumah tangga.
- Tipe keluarga Abu Lahab
Keluarga Abu Lahab adalah tipe keluarga yang paling buruk. Pasalnya, suami dan istri, keduanya berada di dalam kemaksiatan kepada Allah. Tentunya kita pernah membaca di dalam Sirah Nabawi, bagaimana Abu Lahab menyakiti Rasulullah dan menghalangi dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah. Sementara sang istri yang dikenal dengan Ummu Jamil, dia selalu membantu Abu Lahab untuk melancar setiap aksinya. Kisah keluarga Abu Lahab diabadikan di dalam surat Al-Lahab.”Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” (QS. Al Lahab)
- Tipe keluarga Fir’aun. Suaminya ahli maksiat, istrinya ahli taat.
Karena kesombongannya, Fir’aun mengaku-ngaku dirinya sebagai Tuhan dan meminta agar semua orang menyembahnya. sementara sang istri yang bernama Asiyah Binti Mazahim, ia menyembunyikan fakta bahwa dirinya menyembah Tuhan Musa dan mengamalkan apa yang diajarkan oleh Musa alaihissalam.
Suatu hari tanpa sengaja Fir’aun mengetahui keimanan Asiyah, dan itu membuatnya sangat marah. Asiyah pun disiksa dengan siksaan yang berat. Dan ketika disiksa Asiyah berdo’a seperti yang tertulis di dalam surat At-Tahrim:
Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim. (QS. At-Tahrim [66]: 11)
Allah mengabulkan do’a tersebut. Diperlihatkannya sebuah rumah di surga untuknya, dan terasa ringanlah siksaan yang diterimanya.
- Tipe keluarga Nabi Nuh alaihissalam. Suaminya ahli ibadah, istrinya ahli bid’ah.
Nabi Nuh senantiasa memerintahkan umatnya untuk menyembah Allah, namun umatnya itu selalu mengingkarinya.
Nuh berkata: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (kemukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. (QS. Nuh [71]: 5-7)
Namun ternyata ujian Nabi Nuh tidak hanya seruannya diingkari oleh umatnya saja, tetapi anak istrinya juga tidak mendengarkan seruan Nabi Nuh. Mereka masih menyembah berhala. Hingga akhirnya Allah mengirimkan Azab, Nabi Nuh sudah memberikan peringatan agar mereka mengikuti Nabi Nuh untuk masuk ke perahu yang dibuatnya, namun mereka tidak mau mendengarkan.
Allah berfirman:
Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”. (QS. At-Tahrim [66]: 10)
- Tipe keluarga Nabi Ibrahim alaihissalam dan Nabi Muhammad shalallaahu ‘alaihi wassalam. Suami dan istri keduanya adalah ahli taat, ahli ibadah, ahli tauhid, ahli sedekah, ahli shalat.
Cerminan keluarga teladan adalah keluarga Nabi Muhammad dengan khadijah, dan kisah Nabi Ibrahim dengan Siti Hajar. Bagaimana Ibunda Siti Khadijah mendukung dakwah Nabi secara total. Juga bagaimana Siti Hajar yang selalu taat dengan keputusan yang telah Allah tetapkan atasnya.
Keluarga inilah keluarga yang patut dijadikan sebagai contoh.
Itulah beberapa tipe keluarga yang ada di dalam Al-Qur’an. Termasuk yang manakah keluarga kita? (SH/RI)
Leave a Reply