Pertama, mendapatkan pahala syukur atas karunia Allah SWT
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.” (QS Al-Kautsar: 1-3)
Menurut Ibnu Hisyam dalam Audhahul Masalik (2008, 148), salah satu makna dari huruf ‘afth fa’ (فـ) adalah menunjukkan sebab jika disematkan sebelum kalimat (jumlah). Melalui surah ini, Allah SWT memerintahkan kaum muslimin untuk shalat dan berqurban dengan ikhlas atas (sebab) karunia Allah SWT yang mereka terima.
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Quran Al-Azhim (1999, 8/498-503) menukil beberapa riwayat dari para Salaf tentang makna al-kautsar. Di antara makna al-kautsar adalah nikmat yang banyak (al-khair al-katsir), nama telaga di surga, dan nama sungai surga. Ada pula yang memaknai telaga atau sungai al-kaustar di surga termasuk bagian dari al-khair al-katsir.
Beliau lalu mengemukakan maksud dari ayat tersebut adalah sebagaimana Allah SWT telah melimpahkan karunia-Nya kepada manusia, Allah SWT memerintahkan mereka untuk beribadah dengan ikhlas kepada-Nya, terutama shalat dan berqurban.
Kedua, mendapat pahala berbagi kebahagiaan dengan daging qurban
Orang-orang yang berqurban akan mendapatkan pahala sedekah yang tidak sama dengan sedekah tathawu’. Hal itu karena ia merealisasikan maqashid (target) dari ibadah qurban, yaitu berbagi kebahagiaan dengan menikmati daging qurban.
Rasulullah SAW bersabda:
كُلُوا وَأَطْعِمُوا وَادَّخِرُوا
“Makanlah (daging qurbanmu), sedekahlah, dan simpanlah (sebagian)!” (HR Bukhari 5569)
Rasulullah SAW melarang siapapun berpuasa pada hari ied dan har-hari tasyriq setelahnya. Beliau bersabda:
إِنَّهَا لَيْسَتْ بِأَيَّامِ صِيَامٍ إِنَّمَا هِيَ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ وَذِكْرٍ
“Sesungguhnya hari-hari itu (nahr) bukanlah hari untuk puasa, karena dia adalah hari-hari untuk makan-minum dan dzikir.” (HR Ahmad 708 dan Nasai)
Ketiga, mendapatkan ampunan dosa di setiap tetesnya
Ampunan dosa adalah salah permintaan agung setiap muslim kepada Allah SWT. Orang yang berqurban akan mendapatkan ampunan pada setiap tetes darah yang keluar dari hewan yang ia qurbankan. Rasulullah SAW bersabda:
يَا فَاطِمَةُ قَوْمِي إِلَى أُضْحِيَّتِكَ فَاشْهَدِيهَا فَإِنَّهُ يُغْفَرُ لَكِ عِنْدَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ تَقْطُرُ مِنْ دَمِهَا كُلُّ ذَنْبٍ عَمِلْتِيهِ
“Wahai Fatimah, pergilah ke hewan qurbanmu dan saksikan penyembelihannya, karena engkau akan mendapat ampunan dari awal tetesan darahnya atas kesalahan yang kau perbuat!” (HR Hakim 7524)
Keempat, mendapatkan kebaikan dari setiap bulunya
Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam RA bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang apa yang seseorang dapat dari hewan qurbannya. Beliau menjawab:
بِكُلِّ شَعَرَةٍ، حَسَنَةٌ
“Setiap helai bulunya mengandung kebaikan.” (HR Ibnu Majah 3217, Ahmad 19283, Tirmidzi 1493, Baihaqi 6956)
Kelima, mendapatkan pahala amalan yang paling dicintai Allah SWT pada hari Nahr
Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ
“Tidak ada amal manusia yang paling dicintai Allah pada hari nahr selain mengalirkan darah (berqurban).” (HR Tirmidzi 1493)
Allahu A’lam
Sumber: Dewan Pengawas Syariah (DPS) IZI
Baca artikel lainnya
https://izi.or.id/abon-kita-qurban-izi-solusi-qurban-di-tengah-pandemi-chef-ragil-kualitas-daging-lebih-terjaga/
Leave a Reply