Pernahkah Sahabat IZI membacakan buku pada bayi, meski ia belum bisa berbicara atau memahami kata-kata sepenuhnya? Banyak orang tua berpikir kegiatan ini baru berguna ketika anak sudah bisa bicara. Padahal, menurut berbagai penelitian, justru sejak bayi lahir hingga usia dini, otak mereka sedang berada pada masa emas perkembangan bahasa dan kognitif.
Prof. Anne Fernald, psikolog perkembangan dari Stanford University, bayi yang sering diajak berinteraksi dengan bahasa—termasuk lewat membaca buku—memiliki kemampuan pemrosesan bahasa yang jauh lebih baik dibandingkan yang jarang mendapat stimulasi. Dengan kata lain, semakin dini anak mendengar bahasa yang kaya dan beragam, semakin kuat pula fondasi kecerdasan berbahasa mereka di masa depan.
Dengan kata lain, membacakan buku sejak dini bukanlah hal sia-sia, melainkan investasi berharga bagi masa depan anak. Nah, berikut adalah 8 manfaat membacakan buku pada bayi :
- Mendukung perkembangan bahasa
Bayi yang rutin dibacakan buku lebih cepat memahami suara dan pola bahasa. Penelitian dalam Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics menunjukkan bahwa dampak membacakan sejak usia 9 bulan sudah bisa meningkatkan skor bahasa anak. Jadi meski mereka belum bisa mengucapkan kata, otak mereka sedang bekerja keras menyerap setiap bunyi dan intonasi. - Memperkaya kosakata sejak dini
Buku menghadirkan banyak kata yang jarang muncul dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, bayi bisa mengenal kata “jerapah”, “awan”, atau “pesawat” lewat cerita bergambar. Dari sinilah, perlahan kosakata mereka bertambah luas, dan kelak akan membantu mereka lebih mudah berkomunikasi. - Menguatkan bonding
Saat orang tua memeluk bayi sambil membaca, sebenarnya ada rasa aman dan kasih sayang yang ikut tersampaikan. Momen sederhana ini mempererat bonding, membuat bayi merasa dicintai, sekaligus membangun rasa percaya diri mereka sejak kecil. - Membentuk rutinitas yang menenangkan
Membacakan buku sebelum tidur bisa menjadi ritual harian yang membuat bayi lebih rileks. Suara lembut dan alur cerita yang teratur memberi sinyal bahwa sudah waktunya beristirahat. Rutinitas ini bukan hanya menenangkan bayi, tapi juga membantu orang tua menciptakan pola tidur yang teratur. - Menumbuhkan logika dan imajinasi
Dari cerita sederhana, bayi belajar bahwa ada urutan peristiwa: tokoh datang/pergi, sesuatu terjadi, lalu ada penyelesaian. Meski terdengar sepele, inilah awal dari kemampuan berpikir logis. Ditambah lagi, gambar-gambar penuh warna memancing imajinasi mereka untuk membayangkan hal-hal di luar pengalaman sehari-hari. - Melatih perhatian dan empati
Bayi yang dibacakan buku belajar fokus mendengarkan suara orang tua, mengikuti ekspresi wajah, hingga merespon intonasi. Bahkan ketika orang tua membaca dengan nada sedih atau gembira, bayi secara perlahan belajar mengenali dan ikut merasakan emosi itu. - Mempersiapkan kesuksesan belajar di sekolah
Anak yang terbiasa mendengar cerita sejak bayi biasanya datang ke sekolah dengan modal kosakata lebih banyak dan rasa percaya diri yang lebih kuat. Mereka lebih siap mengenal huruf, menyusun kata, dan memahami instruksi, sehingga proses belajarnya jadi lebih lancar. - Mengurangi kesenjangan kosakata (“word gap”)
Studi menunjukkan bahwa anak yang sering dibacakan buku bisa mendengar jutaan kata lebih banyak sebelum masuk usia 5 tahun, dibandingkan dengan anak yang jarang mendapat pengalaman serupa. Perbedaan inilah yang membuat mereka lebih unggul dalam literasi dan pemahaman saat sekolah nanti.
Sahabat IZI sekarang sudah tahu kan manfaat membacakan buku pada bayi? Jadi, jangan tunggu anak bisa membaca sendiri. Mulailah dari sekarang, satu buku, satu cerita, setiap hari. Siapa tahu, kebiasaan kecil ini kelak menjadi hadiah terbesar yang Sahabat IZI berikan untuk masa depan mereka.
[Ayu L Mukhlis]
Sumber : theedadvocate.org | theguardian.com | health.clevelandclinic.org
Leave a Reply