“Kakak gak mau usap rambut saya?” tanya Abang kepada kami.
Pertanyaan si Abang berhasil menarik perhatian kami. Mata kami menyipit kepadanya, tanda bahwa kami tak mengerti maksud di balik kata-katanya itu.
“Kata ustadz, kalau kakak usap rambut anak yatim akan mendapatkan pahala sebanyak helaian rambut milik anak tersebut,” terangnya kemudian.
Syok!
Terenyuh hati kami mendengar penjelasan Abang. Buru-buru kami mengusap kepala bocah berkulit cokelat gelap itu.
Pada dasarnya Abang memang ekspresif. Tapi seringkali pengekspresian bocah itu berlangsung dadakan, sehingga kami dari tim relawan IZI kerap terkejut dengan aksinya.
Abang adalah julukan yang diberikan anak-anak dusun Dangiang Timur, desa Dangiang, kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Hal ini dikarenakan sang ibu kerap memanggilnya demikian, sehingga warga di sekitar Dangiang pun mengenalnya sebagai Abang.
Nama aslinya adalah Sohib Ar Rohimi. Ia lahir di Malaysia, dari seorang pria bernama Muhammad Yusuf. Pada umur 5 tahun, Abang dibawa kembali ke Indonesia oleh ibunya.
Dua tahun setelah kepulangan Sohib, sang ayah meninggal dunia di perantauan. Bocah kelahiran tahun 2005 itu pun tak pernah lagi mampu menyaksikan wajah ayahandanya.
Ayah Sohib berasal dari Langsa, Aceh. Ia tak memungkiri bahwa pria panutannya itu memiliki darah India. Ia juga tak protes saat kami dan teman-temannya memberikanjulukan lain, seperti karakter animasi Upin-Ipin : Jarjit.
Sedangkan ibunya, Fitriyah, menikah kembali dengan pria dari Bima. Mereka kini tinggal di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, namun tanpa membawa serta Abang.
Sepanjang Sohib Ar Rohimi berinteraksi dengan kami terlihat kekaleman bocah tersebut. Namun di balik kalemnya si ‘Jarjit’sangat terasa kesepiannya; tidak bersama ayah dan ibu. Buktinya adalah kalimat pertanyaan yang ditujukannya kepada kami.
Abang yang kalem, Abang yang supel, dan Abang yang suka cari perhatian.
Sohib Ar Rohimi melewati masa-masa pasca bencana gempa dengan membersihkan reruntuhan bangunan, mencari sumbangan untuk misan ibunya, serta neneknya.
Cita-cita Abang adalah menjadi polisi. Ditanyakan alasan ia memilih profesi tersebut, ia menjawab karena bisa membantu mengamankan barang-barang berharga orang lain agar tidak hilang diambil orang lain.
Dzul Ikhsan Relawan IZI untuk Lombok
Leave a Reply