Perjalanan kami memerlukan 6 jam lebih ke kampung Paniis, desa Tamanjaya, kec. Sumur, kab. Pandeglang, Banten.
Rusaknya akses jalan Ujung Kulon, tak menghalangi semangat tim untuk terus menulusuri dan membantu kegiatan kemanusiaan secara langsung kepada para korban yang terkena dampak bencana tsunami Selat Sunda di Banten.
Kampung Wisata Paniis terletak di bibir pantai. Ombak di hari itu (25/12) bernuansa kelabu; dan berdebur gelisah.
Di seberangnya, bangunan-bangunan tinggal puing reruntuhan. Diterjang tsunami pada 22 Desember kemarin, gelombang laut begitu keras menghantam daratan. Rumah, bangunan TK, bangunan SD, perpustakan, bahkan kambing peliharaan menjadi korban.
Sebanyak 40 rumah kini tak lagi tersisa. 106 kepala keluarga ikut mengungsi ke sawah-sawah dan perbukitan. Saking terdesaknya, hingga memakan satu orang jiwa.
Laporan langsung Tim assessement IZI, Perjalanan menuju tempat pengungsian memang sangat sulit.
Kami membawa barang-barang bantuan menuju lokasi. Jalan yang dipenuhi lumpur. Melewati sungai, kemudian kami terus bergerak ke atas melalui jalan batu yang licin.
Jarak dari bibir pantai hingga ke lokasi pengungsian sekitar 400 meter. Di sana, kami menemui warga yang duduk menantikan uluran tangan relawan.
“persebaran lokasi para pengungsi lumayan berjauhan. Hal ini menyulitkan pendistribusian logistik bantuan para relawan.” Jelas Ramli Idrus, kepala TK Islam Cahaya Anak Nusantara.
“Sampai saat ini belum ada posko relawan di Kampung Paniis. Barang bantuan yang berdatangan ditampung di sebuah garasi warga yang masih selamat. Namun belum adanya koordinasi yang baik, warga berebutan mengambilnya.”Lanjutnya.
Program bantuan Bencana Tsunami Selat Sunda :
https://zakatpedia.com/programs/bantu-korban-tsunami-selat-sunda
Leave a Reply