Indikator dari berkahnya kehidupan seorang Muslim yakni berkorelasi dengan bertambahnya nilai-nilai kebaikan. Bertambahnya ilmu yang kita miliki, semakin banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat, memiliki harta yang dimanfaatkan untuk kemashlahatan ummat. Dan kesemuanya memiliki manfaat kebaikan untuk kehidupan kita. Pastinya, barakah tidak akan muncul begitu saja, artinya ada langkah-langkah yang harus kita diusahakan diantaranya melalui iman dan takwa.
Sebagaimana termaktub dalam QS. Al-A’raf ayat 96 bahwa, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Allah akan memberikan keberkahan kepada hambanya yang beriman dan bertakwa. Yakni berasal dari langit dan bumi. Dari langit, Allah akan turunkan malaikat maupun turunnya air hujan. Karena hujan itulah nantinya dapat memberikan rasa sejuk sehingga membuat alam bersahabat dengan kita.
Dari bumi akan terlihat keseimbagan alam yang bersahabat dengan penghuninya (manusia) sehingga menghadirkan kedamaian. Harmonisasi itu pula yang bisa berdampak pada barakahnya untuk keluarga, istri dan anak-anak kita. Barakah pada tetangga kanan kiri kita. Mengapa bisa begitu? Karena Allah memback-up hati kita dengan keimanan dan ketaqawaan.
Berpedoman pada ayat tersebut bahwa jalan pertama menuju keberkahan hidup yakni dengan menjaga dan merawat iman. Karena iman adalah pondasi dasar yang ada pada diri setiap mukmin. Iman akan membuat diri ini menggantungkan semuanya kepada Allah. Dengan lafal la ilaha illallah sebagai gerbang menuju keimanan yang hakiki. Bukan sekedar ucapan, namun konsekuensi dari kita beriman adalah kita menafikan bahwa tiada ila (Tuhan sesembahan) selain Allah dan kita kembalikan semuanya kepada Allah.
Jalan kedua adalah takwa. Pengertian takwa oleh sahabat Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yakni Ali bin Abi Thalib terbagi menjadi empat. Di antaranya, memiliki rasa takut kepada Allah dan selalu hidup berdampingan dengan Al-Qur’an.
Pertama, mempunyai rasa takut kepada allah. Bukan takut kepada manusia, apalagi jin dan segala apapun. Mukmin yang takut kepada Allah akan senantiasa dengan ikhlas meninggalkan segala macam larangan Allah. Kita akan takut untuk bermaksiat kepada Allah. Takut akan adzab dan siksa kubur. Takut akan nerakanya Allah. Sehingga, rasa takut itulah yang memunculkan rasa takwa.
Langkah kedua dengan melaksanakan apa yang Allah turunkan, yakni Al-Qur’an. Orang dikatakan takwa ketika dekat dengan Al-Qur’an. Hidupnya selalu bersentuhan dengan Al-Qur’an. Akan ada rasa takut tatkala minimal satu hari tidak membaca. Dengan kita akrab berdekatan dengan Al-Qur’an maka kita akan selalu ingin membacanya. Selalu ingin mentadabburi serta mengamalkannya. Karena Al-Qur’an adalah rujukan dari semua problematika hidup. Sehingga kita mendapatkan solusi serta yakin bahwa semua pemberian Allah pasti akan berkah. (Ce2)
Sumber: Siaran Radio Suara Muslim Surabaya, FM 93.8 Program Tazkiyatun Nafs
Ust. Muhammad Sholeh Drehem, Lc
Leave a Reply