Johansyah Nasution, datang ke kantor IZI Jawa Timur bersama dengan seorang kawannya menggunakan sepeda kayuh. Maksud kedatangannya adalah ingin meminta bantuan biaya kembali ke tempat kelahirannya, Cirebon. Sebab dompetnya tertinggal di mobil pick up yang ditumpangi ia, istrinya, dan saudaranya.
“Dompet saya tertinggal di mobil dan perkakas pertukangan saya juga masih di mobil pick up itu,” mulai Pak Johan berkisah. Pada libur pasca lebaran Idul Fitri 2018, Pak Johan bertandang ke rumah orangtuanya di Cirebon. Di Surabaya ia bekerja sebagai kuli bangunan dan telah memiliki KTP Surabaya. Masa libur telah usai, ia bersama istri dan saudaranya kembali ke perantauan dengan menggunakan mobil pick up.
Perjalanan dimulai pada 10 September 2018. Jarak yang ditempuh sekitar 24 jam dari Cirebon – Surabaya. Suasana panas Surabaya pada 11 September 2018 menimbulkan cekcok kecil di antara Pak Johan dan istrinya. Alhasil, sang istri mendesak untuk lekas kembali ke Cirebon, Pak Johan pun mengiyakan.
“Pas istri saya sudah sampai perbatasan Rembang, ia nelpon, katanya dompet dan perkakas saya ketinggalan di mobil. Jadi saya ke IZI berniat untuk meminta dana pulang ke Cirebon,” lanjutnya.
Sang istri menolak untuk diminta kembali ke Surabaya, karena separuh perjalanan lagi sampai ke Cirebon. Dengan alasan itu, IZI memberikan bantuan melalui program Layanan Mulia Mustahiq Langsung (Lammus) dengan asnaf ibnu sabil. Pak Johan diantar ke Bungurasih menggunakan taksi online hingga beliau masuk bus tujuan Cirebon.
Semoga kita bisa terus saling tolong menolong, sehingga kita dapat meringankan beban orang lain yang sedang kesusahan dan kebingunan. Semoga bantuan tersebut bisa bermanfaat, sehingga Pak Ibnu Sabil bisa kembali beraktivitas dan menafkahi keluarganya. (Susi/IZI/Jatim)
Leave a Reply