SEMARANG – Untuk kesekian kalinya kami tim RSP IZI Jateng termenung melihat aktivitas salah satu pasien beberapa waktu lalu. Seorang ibu yang di uji Allah dengan kanker serviksnya sedang khusu’menjalankan ibadah sholat walaupun dalam posisi duduk. (4/2)
Romlah (58) pasien asal Pemalang yang sudah 1,5 tahun terakhir ini harus istirahat dari rutinitasnya sehari-hari sebagai guru ngaji. Ia divonis dokter menderita kanker serviks stadium III dan harus menjalani pengobatan kemoterapi dan radiasi di RSUP Dr. Karyadi.
Sebelumnya Ibu Romlah adalah seorang guru yang aktif mengajari anak-anak dan para orang tua belajar ngaji dilingkungan tempat tinggalnya. Banyak yang turut mendoakan dan menyantuni beliau. Namun sejak sakitnya ini beliau tidak lagi bisa mengajar dan fokus untuk berobat di Semarang. Beliau di dampingi dua orang anaknya yaitu Sukaeni (35 tahun) dan anak bungsunya Ilham (20 tahun). Rasa terima kasih dan syukur ketika mereka menemukan rumah singgah pasien IZI di Jateng ini dengan fasilitas memadai yang bisa mendukung kesembuhan ibu Romlah.
Dalam perbincangan hangat dengan salah satu anak beliau yaitu Sukaeni, ia bercerita bahwa ibunya tak pernah meninggalkan sholat walaupun dalam kondisi sakitnya. Sebelumnya juga Bu Romlah rajin membaca Al-Quran, namun beberapa waktu lalu kacamata beliau tertinggal di rumah sakit , sehingga pengelihatannya kurang jelas untuk membaca. Tim RSP pun berinisiatif menggalangkan donasi untuk membeli kacamata beliau. Selang beberapa saat, seorang donatur mendatangkan pegawai optik untuk memasangkan kacamata Bu Romlah. Kini beliau sudah bisa mengaji kembali dengan kacamata barunya. Alhamdulillah.
Melihat semangat Bu Romlah dalam beribadah, bisa tergambar bagaimana kedekatannya dengan Sang Maha Pencipta. Lantas bagaimana dengan kita yang masih diberi kesehatan oleh Allah ? Masih kah kita mempunyai semangat yang sama?. Wallahu a’lam. Semoga kita tak pernah lalai dalam menunaikan kewajiban kita kepada Allah walau dalam keadaan apapun nantinya. Aamiin. (Wahyu Asmorowati/IZI Jateng)
Leave a Reply