SURABAYA (IZI News) – SD Islam Himmatun Ayat – Surabaya hadir atas dasar kekhawatiran pengurus yayasan kepada anak-anak terlantar, serta anak yang tidak jelas orang tuanya. Sekolah tersebut digagas oleh Budi Hartoyo, sebagai seseorang yang prihatin atas pendidikan anak-anak terlantar dan tidak diakui oleh orang tuanya.
Mengetahui kondisi serta kebutuhan SD Islam Himmatun Ayat, IZI perwakilan Jawa Timur rutin memberikan bantuan pangan untuk keperluan anak-anak yang bermukim di yayasan tersebut dengan harapan dapat memberikan semangat bagi anak-anak dalam mencari ilmu. “Semua gratis, ya karena ini sekolah yang khusus untuk anak-anak dhuafa dan terlantar,” Ujar Sahroni, Kepala SDI Himmatun Ayat. Menurut penuturan Roni panggilan akrab dari Sharoni, bahwa sekarang ini terdapat siswa kelas 1-5 yang ada di SD Islam Himmatun Ayat.
Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang tidak diketahui secara jelas keberadaan orang tuanya. “Seringkali perilaku mereka tidak terkontrol.” Tambah Roni. Menurutnya, anak-anak tersebut perlu dibimbing secara ekstra untuk urusan sikap dan akhlaknya. Lingkungan juga sangat berpengaruh dalam perkembangan sikap dan karakter mereka. “Mereka butuh figur ayah yang baik, butuh contoh ibu yang baik,” sambut Dias anggota pengurus Yayasan. Dias juga menyampaikan bahwa kondisi ekonomi yang pas-pasan memaksa orang tua mereka bekerja lebih giat sehingga lupa untuk mengajarkan kebaikan serta membimbing akhlak mereka.
Siswa tersebut datang dari beberapa kampung daerah setempat, seperti Dukuh Kupang, Patemon, Wonorejo dan Banyu Urip. Sampai tahun 2019 ini, ada 86 orang siswa dari kelas 1-5. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah kurikulum nasional dan pesantren. Setiap siswa diajarkan tentang pelaksanaan shalat dhuha, hafalan Al-Qur’an dan mengaji. Sementara porsi untuk pengetahuan umum akan difokuskan pada saat kelas 6.
Menurut penyampaian Roni, sesuai kebutuhan mereka, bahwa pembelajaran lebih banyak difokuskan pada pengajian. “Siswa kelas 4-5 alhamdulillah sudh hafal juz 30, sementara siswa baru masih tahap menghafalkan,” tambah Pak Roni. 6 guru umum dan 5 guru agama berkomitmen untuk mendidik anak-anak tersebut dengan baik. Akan tetapi, mereka juga tidak menutup diri, bahwa mereka juga membutuhkan bantuan berupa perlengkapan serta peralatan untuk menunjang proses belajar mereka.
Sahroni pun mengucapkan terima kasihnya kepada IZI yang sudah berusaha membantu yayasan tersebut. Semoga kita semua senantiasa memperhatikan serta berniat untuk saling memudahkan dalam kebaikan. (Susi/IZI Jatim/Editor: Agustiana Fajri)
Leave a Reply