Apakah perempuan haid ketika shalat ied, lebih utama menghadiri shalat atau tetap dirumah ?
Berikut penjelasaan Biro Kepatuhan Syariah LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) mejawab :
Dalam sebuah atsar, Ummu ‘Athiyyah r.a. menuturkan:
أَمَرَنَا – تَعْنِي النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنْ نُخْرِجَ فِي الْعِيدَيْنِ، الْعَوَاتِقَ، وَذَوَاتِ الْخُدُورِ، وَأَمَرَ الْحُيَّضَ أَنْ يَعْتَزِلْنَ مُصَلَّى الْمُسْلِمِينَ
“Beliau (Nabi Muhammad s.a.w.) memerintahkan kami agar mengeluarkan para gadis, perempuan dipingit, dan wanita haid (menuju tempat shalat) pada hari raya ied. Beliau memerintahkan kepada para wanita haid agar memisahkan diri dari batas tempat shalat.”
(HR Muslim 890)
Shalat Ied, baik Iedul Fitri maupun Iedul Adha adalah syiar agama Islam yang patut dihadiri oleh semua kaum muslimin tanpa terkecuali. Khusus bagi wanita haid, kehadirannya bukan untuk shalat, bahkan mereka dilarang untuk shalat. Mereka hadir agar mendengarkan seruan-seruan dakwah dan khutbah.
.
Dear muslimah semoga ilmunya dapat di pahami yaa, aamiin
Leave a Reply