KARAWANG – Mak Masah, begitulah panggilan yang akrab bagi nenek kelahiran 1953 tersebut. Menikah di usia 17 tahun dengan lelaki pilihanya yang berasal dari Serang, Banten. Akan tetapi, kebersamaan yang terjalin harus terpisahkan oleh jarak. Hal tersebut yang menyebabkan pertemuan sedemikian memiliki keterbatasan.
Hingga pada waktunya, Mak Masah harus menerima takdir yang Allah SWT berikan. Suaminya meninggalkan dunia ini terlebih dahulu karena sakit yang diderita. Mak Masah pun hidup sebatang kara setelah ditinggalkan suami; karena selama menjalani kehidupan dengan sang suami, Mak Masah tak dikaruniai anak.
Aktivitas beliau sehari – hari adalah membuka warung di pinggir Jalan Raya Sukamanah, Cikampek, Kabupaten Karawang. Mak Masah sendiri merupakan bagian kecil dari banyak penduduk Karawang yang hidup serba kekurangan.
Warung yang dihimpit oleh beberapa toko besar ini tidak begitu jelas terlihat oleh warga atau pembeli, bahkan warung kecil Mak Masah tidak terlihat seperti warung, karena warung tersebut memeng seperti tidak aktif lagi berjualan. Penghasilan Mak Masah tidaklah menentu, kadang 20 ribu untuk satu harinya, terkadang hanya 5 ribu saja dalam satu hari, sering juga Mak Masah tidak mendapatkan pembeli sama sekali.
Dalam memenuhi kehidupan sehari-harinya, beliau benar-benar mengandalkan dari penghasilan warungnya. Alhamdulillah, tetangga dan saudara Mak Masah juga sering membantu memberikan makanan yang mereka punya. Setelah mendapatkan info dari tetangga Mak Masah, tim IZI pun melakukan silaturahmi ke kediaman beliau sekaligus memberikan bantuan.
“Puji syukur, alhamdulillah, semoga selalu dilancarkan rezeki dan kesehatan untuk para donator IZI,” turur Mak Masah.
Mudah-mudahan bantuan yang diberikan memilikia banyak manfaat, serta penuh keberkahan. Semoga kita senantiasa berusaha untuk saling membantu dan memudahkan sesama. (Arief/IZI Karawang/Editor: Fajri)
Leave a Reply