Jakarta – Menjadi aktivis kemanusiaan diperlukan fisik prima dan visi yang kuat dalam menangani persoalan manusia lainnya. Oleh karenanya, Ibu Melly memilih bergabung bersama lembaga kemanusiaan nasional pada 2017 kemarin, karenanya niatnya meringankan beban hidup orang lain.
Syahdan, aktivitas Bu Melly di lembaga kemanusiaan harus terhenti dengan cepat karena penyakit yang diderita. Sebuah tumor tumbuh di batang otaknya, dan menyebar perlahan ke bagian tubuhnya yang lain.
Ibu Melly melakukan terapi kesehatan segera setelah mengundurkan diri dan berhenti bekerja. Pada awal Januari 2018, operasi pertama dilakukan di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, di bilangan Cawang, Jakarta Timur. Tahap kedua dilakukan pengangkatan 80 persen tumor pada bulan Februari. Dilanjutkan setelah itu terapi radiologi di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta.
Hingga kini Ibu Melly fokus pemulihan syaraf mata. Ya, tumor di dalam kepalanya menyerang syaraf-syaraf otak wanita tersebut hingga mengganggu penglihatan. Ia ingin sekali progres penyembuhannya segera memberikan hasil yang optimal. Karenanya, wanita yang menjadi tulang punggung keluarga itu memutuskan menjalani terapi herbal tiap dua minggu sekali, sebagai pengganti atas ketakutannya dengan kemoterapi.
Meski menggunakan obat-obatan alami dan tradisional, biaya besar ditanggungnya. Sekali perawatan, beliau mengeluarkan 300 ribu hingga 400 ribu rupiah. Pengeluaran tersebut belum termasuk transportasi dan makan.
Semenjak tidak lagi bekerja, tabungan Ibu Melly terus terkuras demi biaya berobatnya. Perihal menipisnya jumlah tabungan ini tentu menjadi beban pikiran beliau.
Dukungan semangat dari rekan-rekan sejawat lembaga kemanusiaan berdatangan untuk Ibu Melly. Begitu pun, Inisiatif Zakat Indonesia ikut memberikan bantuan untuk biaya berobat wanita tersebut. Pada tanggal 28 Mei 2019, tim IZI menyambangi kediamannya dan memberikan semangat doa serta donasi para donator.
Insyaallah, bantuan dari IZI tidak akan menjadi yang terakhir bagi mantan petugas kemanusiaan tersebut. (Muri/DH)
Leave a Reply