Seadainya ada orang-orang yang di lahirkan disurga, tumbuh dan menjadi dewasa ditaman surga, maka Ammar, ibunya (Sumayyah), dan ayahnya (Yasir) termasuk diantara mereka.
Yasir bin Amir (Ayah Ammar) berangkat meninggalkan negerinya (Yaman) untuk mencari saudaranya. Sesampai di Mekkah, ia merasa cocok tinggal di kota itu. Ia tinggal disana dan mengikat janji persahabatan dengan Abu Hudzaifah bin Mughirah. Abu Hudzaifah menikahkannya dengan satu budaknya yang bernama Sumayyah binti Khayyath. Dari perkawinan ini, mereka dikaruniai seorang putra bernama Ammar.
Ketiganya masuk Islam di masa-masa awal. Seperti halnya yang dialami orang-orang yang masuk islam di hari-hari pertama, mereka mendapatkan siksaan yang pedih dari orang-orang kafir Quraisy.
Siasaat yang di lakukan orang-orang Quraisy terhadap kaum muslimin disesuaikan dengan keadaan. Jika orang-orang Islam itu berasal dari golongan bangsawan dan berpengaruh, mereka melancarkan ancaman dan gertakan. Dan jika muslim itu berasal dari kalangan penduduk yang tidak mempunyai kekuataan, miskin atau budak belian, mereka menyiksanya dengan berbagai macam siksaan. Keluarga Yasir termasuk dari golongan ini.
Rasulullah SAW selalu mendatangi tempat keluarga Yasir disiksa. Hari-hari itu, beliau belum memiliki kekuatan untuk melawan penyiksaan itu. Rupanya inilah yang sudah menjadi kehendak Allah. Ia merupakan menara bagi generasi mendatang untuk menilai kebenaran dan kebesaran Islam. Begitulah penegakan islam membutuhkan pengorbanan, harta maupun nyawa. Al-Qur’an telah banyak menegaskan hal ini.
“ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, kami telah beriman, sedang mereka tidak di uji lagi “
(Al-Ankabut : 2)
Telah disebutkan bahwa Rasulullah Saw menganggumi ketabahan dan kepahlawanan mereka.
Pada suatu hari, ketika Rasulullah SAW mengunjungi mereka , Ammar memanggilnya, ‘’Ya Rasulullah, kami sudah tidak kuat lagi menahan siksa.” Rasulullah menjawab, “Sabarlah, wahai Abu Yaqdhan. Sabarlah, wahai keluarga Yasir. Tempat yang dijanjikan bagi kalian adalah surga.”
Ammar bin Maimun berkata, “orang-orang musyrik membakar Ammar bin Yasir dengan api. Saat itulah, Rasulullah SAW lewat ditempat itu. Beliau mengusap kepalanya dan bersabda , ‘Hai api, jadilah kamu sejuk dan meyegarkan tubuh Ibrahim.’”
Meskipun siksaan hebat itu berhasil melukai tubuh Ammar, dan menguras tenaganya, namun tidak sedikitpun melemahkan keimanannya. Mereka menyiksanya habis-habisan. Mulai dari siksaan dengan api, penyaliban dan ditelentangkan di pasir panas lalu ditindih batu besar yang sangat panas, sampai dibenamkan kedalam air hingga ia tidak bisa bernapas.
Pada hari itu, ketika kesadarannya hilang karena siksaan yang diterima, orang-orang kafir itu berkata kepadanya, “pujalah tuhan-tuhan kami”. “mereka mengulang-ulang kata pujian, dan tanpa sadar Ammar mengikuti ucapan mereka.
Ketika Rasulullah Saw menemui sahabatnya itu, didapatinya ia sedang menangis. Rasulullah mengusap air mata Ammar dengan tangan beliau, sambil bersabda, “orang-orang kafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu kedalam air, lalu kamu mengucapkan ini dan itu ?”
“benar wahai Rasulullah,” jawab Ammar meratap
Rasulullah bersabda sambil tersenyum, “jika mereka melakukannya lagi, katakan apa yang kamu katakan tadi.”
Kemudian beliau membacakan firman Allah, :
‘Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan.”
(An-Nahl : 106)
Hati Ammar kembali tenang. Siksaan yang pernah dirasakannya tidak terasa sakit lagi dan tidak ia pedulikan sama sekali.
Ruhnya telah meraih kemenangan iman. Ucapan yang ia anggap salah telah mendapat jaminan bebas dari Al-Qur’an. Dan apa yang akan terjadi, biarlah terjadi.
Leave a Reply