JAKARTA – Smart Farm yang merupakan program baru dari Laznas Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) terus mengalami perkembangan. Setelah 25 hari sebelumnya melakukan panen pada 4 jenis sayuran, yaitu caisim, bayam, terong dan kangkung, Senin (5/8), kembali memanen kangkung.
Panen kedua ini dihadiri Direktur Utama IZI, Wildhan Dewayana, Direktur Pendayagunaan IZI, Nana Sudiana, GM Manajer Pendayagunaan, Haryono, Koordinator Program Ekonomi IZI, Mohamad Yunus, Pembina Program Smart Farm, Riyadno, Ketua RT. Gempol Sari dan sekaligus Ketua Gapoktan Gempol Sari, Suherman.
Sebanyak 20 orang peserta Smart Farm yang terdiri dari anak-anak muda tersebut turut hadir pada acara pembukaan dan sambutan-sambutan sebelum mulainya proses memanen.
Direktur Utama IZI, Wildhan Dewayana menyampaikan dalam sambutannya, bahwa IZI akan ikut rembuk terkait potensi yang bisa dikembangkan. “Terlihat dari program Smart Farm ini, karunia ini sudah sangat nyata, karya dan manfaatnya sudah bisa dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Wildhan juga menyampaikan, bahwa pertanian ini merupakan mata pencaharian tulang punggung bangsa ini. “Saya sangat mendukung. Alangkah sedihnya jika sektor yang sangat penting ini ditinggalkan, apalagi ditinggalkan oleh pemudanya. Ketika para pemudanya sudah tertarik sektor ini, insyaallah ini jadi optimisme,” tambahnya.
Selain itu, Wildhan juga menuturkan bahwa memang kendala bertani saat ini, khususnya untuk anak muda zaman sekarang, bertani itu dianggap kurang keren, panas-panasan, hasilnya lama, dan lain sebagainya.
Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Program Ekonomi, Mohamad Yunus menjelaskan terkait perencanaan dari Program Smart Farm ke depan. Terangnya, peserta yang sudah mendapatkan tahapan pelatihan tersebut nantinya akan dikembalikan ke desanya masing-masing untuk mengolah lahan yang mereka miliki.
“Harapan jangka panjang dari program ini, para lulusannya bisa menjadi petani milenial yang bisa memberdayakan pemuda-pemuda di tempat tinggalnya masing-masing dengan megoptimalkan lahan tidur di daerah tempat tinggal mereka,” jelas Yunus.
Ia juga mengharapkan lahan tidur tersebut menjadi lahan produktif dan menghasilkan, sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja di bidang pertanian yang saat ini dipandang sebelah mata, hanya dinilai sebagai pekerja kasar saja,” tambahnya. (Humas IZI: Fajri).
Leave a Reply