SULAWESI SELATAN – Hidup normal, dapat bergerak dengan leluasa tanpa ada hambatan merupakan hal biasa dan tidak perlu menjadi perhatian. Tapi pernahkah kita membayangkan ketika keleluasaan tersebut harus terenggut karena salah satu anggota tubuh kita diamputasi?
Perasaan sedih, kecewa, dan mungkin tidak ada harapan lagi untuk melanjutkan hidup sering sekali menghampiri mereka yang berada diposisi demikian. Berbagai cerita perjalanan sakit yang membawa para mustahik pada keputusan amputasi kaki, turut menyertai kegiatan pengukuran kaki palsu dalam Program 1000 Kaki Palsu Gratis oleh IZI yang bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kab. Barru & Pinrang, Sulawesi Selatan, Kamis (29/8/19).
Penyebaran program kaki palsu gratis kali ini disalurkan di dua kabupaten di Sulsel, yaitu Kabupaten Barru dan Kabupaten Pinrang. Sebanyak 5 mustahik menjalani pengukuran kaki palsu untuk dua kabupaten tersebut. Tahun ini merupakan tahun ke-3 dari pelaksanaan program 1000 Kaki Palsu Gratis di Sulawesi Selatan. IZI perwakilan Sulsel sendiri telah menyalurkan sebanyak 36 buah kaki palsu sejak awal pelaksanaan programnya tahun 2017.
Kepala Bidang Pendayagunaan IZI perwakilan Sulawesi Selatan, Jumhar, mengatakan, selain melalui sosialisasi, penjaringan mustahik calon penerima bantuan kaki palsu digencarkan juga melalui media sosial. “Estimasi penyelesaian bantuan kaki palsu sekitar 2-3 minggu pasca pengukuran,” terangnya.
Anwar (60 thn) asal Kab. Barru sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan kaki palsu yang diterimanya. Bekerja sebagai tukang ojek motor, membuat Anwar harus selalu dibantu dengan kaki palsu. Walaupun sekarang sudah memiliki kaki palsu, namun kondisi kaki palsu tersebut sudah rusak karena sudah berumur lebih dari 30 tahun.
Cerita lain dari Ramli (42 thn) yang harus ikhlas kehilangan dua kakinya karena kecelakaan kerja, dirinya tersengat listrik 2 tahun yang lalu. Ramli juga merasa sangat bersyukur atas segala bentuk perhatian, baik dari IZI maupun dari Baznas Kab. Barru. Besar harapan Ramli agar dapat bekerja lagi demi menghidupi kedua anaknya seperti sedia kala.
Kesan terakhir dari Sabri (61 thn) yang harus kehilangan kakinya akibat kecelakaan motor. “Saya merasa sangat bersyukur atas segala bantuan ini. Saya berharap semoga kedepannya saya bisa kembali bergerak dengan leluasa menggunakan kaki saya,” tutupnya.
Program yang akan terus berjalan dan berusaha mencapai target ini bukan sekedar membagikan kaki palsu kepada para mustahik, tetapi juga memiliki misi untuk kembali menumbuhkan semangat dan harapan di dalam diri penerima bantuan untuk terus melanjutkan hidup dan tidak memandang kekurangannya sebagai pemutus segala harapan dan nasib baik mereka. (Tri Novini N/ IZI Sulsel/ Editor: Fajri).
Leave a Reply