SULAWESI SELATAN – Tim Inisiatif Zakat Indonesia
(IZI) perwakilan Sulawesi Selatan berkunjung ke Rumah Sakit Wahidin untuk melihat kondisi gadis berusia 8 tahun yang menderita Epilepsi. Gadis tersebut bernama Putri, ia mendiderita penyakit tersebut sejak usia 9 bulan.
Berawal dari kejang biasa, hingga saat ini Putri mengalami kelumpuhan. Tentu hal ini membuat Muliati (42 tahun) ibunda Putri panik. Kepanikannya tidak lain karena masalah biaya, terlebih Muliati tidak mempunyai BPJS dan KIS, hingga akhirnya Putri pun hanya dibawa ke Puskesmas.
Namun karena alasan peralatan perawatan yang kurang memadai, dokter menyarankan agar Putri dirawat di RS. Wahidin. Tidak adanya biaya menjadi kendala hingga Putri baru mendapatkan penanganan serius setelah usianya menginjak 1 tahun.
Jufri, ayah Putri berprofesi sebagai buruh harian lepas, penghasilannya belum bisa membiayai pengobatan Putri. Karena untuk biaya sehari-hari saja tidak cukup, akibatnya Putri harus telat untuk melakukan check up.
“Saya hanya buruh harian, juga harus menghidupi 4 orang anak. Memang sangat keteteran. Gaji buruh 350 ribu/ pekan, ditambah harus beli obat untuk Putri”, ucap Ayahanda Putri dengan mata berkaca-kaca.
Ucapan terima kasih kembali diucapkan oleh Muliati sebagai bentuk syukurnya atas silaturahmi tim IZI ke kediamannya di Mallengkeri, Desa Mangasa, Kec. Manggala, Kota Makassar, yang sekaligus memberikan bantuan biaya pengobatan.
“Terima kasih bapak/ ibu dan seluruh donatur IZI yang bersedia membantu pengobatan dan biaya obat anak kami”, tutup Muliati. (Ihsan/ IZI Sulsel/ Editor: Fajri)
Leave a Reply