BANDUNG – Abizar putra kedua dari pasangan Faris dan Diana ini harus terbaling lemah karena sakit Hedrosefalus yang dideritanya. Faris (29 thn) bersama keluarga kecilnya tinggal di Kp. Cidoyang, Rt. 03/02, Kel. Sirnagalih, Kecamatan Indihiang, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Di usia 11 bulan dari kehadirannya di dunia ini, Abizard harus berjuang melawan sakitnya, 5 hari yang lalu harus menjalani operasi di bagian kepala akibat sakit yang dideritanya tersebut. Awal mulanya ketika usia Abizard 4 bulan, muncul kejanggalan pada Abizard, ia mengalami kendala dalam masa perkembangannya.
Pada usia tersebut seharusnya Abizard sudah bergerak, tengkurep, serta ketika diajak berkemonukasi sudah mulai memberikan respon. Akan tetapi hal tersebut tidak terjadi pada Abizard. Benjolan di bagian kepala Abizard pun setiap bulannya semakin membesar.
Melihat kondisi yang semakin memburuk, sang ayah pun membawa Abizard ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Usainya dilakukan pemeriksaan, dokter hanya menyarankan untuk dilakukan pengobatan lebih lanjut di RSHS dan RS. Cicendo, karena menurutnya ada masalah di bagian mata Abizard.
Terkendala dengan biaya, orang tua Abizard tidak mengindahkan saran rujukan dari dokter, Terlebih sang ayah sudah 4 tahun tidak bisa melihat dikarenakan terkena glukoma, sehingga yang menjadi tulang punggung keluarga adalah sang istri, Diana (25 thn).
Diana sendiri bekerja sebagai pedagang baju di emperan pasar. Diakuinya, jualan tersebut juga bukan miliknya, ia hanya menjualkan saja. Faris selaku suami tak tinggal diam, ia pun setia membantu istrinya untuk mengangkat barang-barang jualannya.
“Saya tidak mau menyerah, yakin bahwa Allah pasti memberi rezeki kepada hambanya, yang terpenting ia mau berusaha. Kalua saya terus mengeluh, tidak akan memberikan solusi dan mengatasi masalah”, tutur Diana
Tidak tega rasanya melihat kondisi Abizard ketika ditemui tim IZI. Ia terbaring lemah, hembusan nafasnya terlihat sangat berat, ia hanya bisa menangis tanpa suara. “Setelah selesai operasi di bagian kepala, Abizard harus melakukan pemeriksaan lagi, seperti cek darah,” jelas Faris.
Faris juga menjelaskan kepada tim IZI, bahwa dokter spesialis hedrosefalus yang menangani Abizard mengatakan kondisi Abizard sudah parah. “Cairan di kepala sudah menyentuh bagian otak, sehingga kemungkinan Abizard akan mengalami kelumpuhan”, tambah Faris.
Dalam lanjut keteranganya, sang ayah mengatakan kalau Abizard harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut di bagian mata untuk memastikan mata Abizard masih bisa melihat atau tidak. Hal tersebut diakibatkan karena cairan di bagian kepala Abizard sudah menyebar sehingga mengganggu penglihatan dan pendengarannya.
Untuk saat ini dokter masih melakukan pemeriksaan di bagian paru-parun Abizard karena ia kesulitan untuk bernafas. Sebelumnya Abizard sudah ditangani oleh dokter dengan dibantu alat pernafasan dan dibersihkan lendir di saluran pernafasannya.
“Selama 5 hari ini saya di RS menemani Abizard, ada hal yang membuat saya tidak tenang berada di sini. Saya meninggalkan anak pertama saya yang berusia 3 tahun dirumah yang hanya di temani oleh sang Nenek. Sedangkan sang nenek sudah jompo dan tidak bisa berjalan”, curhat Diana kepada tim IZI.
Mewakili keluarga kecilnya, Diana tak lupa mengucapkan terima kasih kepada IZI yang sudah membantu lewat program Layanan Pendampingan Orang Sakit (Lapors). “Saya memohon doa kepada semuanya agar Abizard diberikan kekuatan serta kesembuhan dan kami bisa berkumpul seperti biasanya”, tutup Diana. (Risniati/ IZI Jabar/ Editor: Fajri)
Leave a Reply