BANTEN – Selasa (31/12/19) hujan deras mengguyur sejumlah wilayah Jabodetabek. Tidak terkecuali wilayah Lebak Banten, tepatnya di Kec. Lebak Gedong, Kec. Sajira dan sekitarnya.
Akibatnya, aliran sungai Ciberang yang melitasai Kecamatan Lebakgedong dan Sajira ini meluap hingga menerjang pemukiman warga, bahkan menghanyutkan kurang lebih 80 rumah yang berada di bantaran sungai.
Tidak hanya itu, rusaknya 18 jembatan di kawasan aliran sungai Ciberang ini melumpuhkan sejumlah akses yang menghubungkan antar desa di Lebak Gedong, terlebih akses utama Jln. Raya Warung Banten yang menghubungkan Kecamatan Cipanas, dan Citorek.
Lumpuhnya akses juga desebabkan longsor di sejumlah titik Jln. Raya Warung Banten. Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, banjir bandang terjadi karena longsoran material sisa aktivitas tambang bercampur dengan luapan air Sungai Ciberang.
Kondisi yang memperihatinkan ini membuat Tim IZI lekas bergerak menuju Kec. Lebak Gedong yang merupakan wilayah terparah terdampak banjir bandang, lantaran sumber banjir berada di perkampungan yang masuk ke dalam Kawasan Taman Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Setelah melewati perjalanan kurang lebih 10 jam dari Kantor Pusat IZI, Condet, Jakarta Timur, Sabtu (4/1/19), tepatnya pukul 22.30 Wib, Tim IZI sampai di Posko Kp. Bojongsarung, Desa Lebak Gedong.
Koordinator Posko Desa Lebak Gedong, Asep Keman mengaku cukup kesulitan mengumpulkan pengungsi di satu titik tertentu agar lebih mudah mendistribusikan bantuan serta mudah diketahui kondisi kesehatan para pengungsi.
“Saat ini pengungsi lebih memilih tinggal di rumah-rumah warga yang dibilang cukup aman ketimbang tinggal di posko pengungsian yang sudah coba kita sediakan, seperti di Madrasah Ibtidaiah”, ujarnya.
Bekerja sama dengan pemuda-pemudi lokal Desa Lebak Gedong, IZI memberikan bantuan berupa perlatan masak untuk dapur umum, sembako dan obat-obatan. Bantuan tersebut disalurkan di 3 Posko, yaitu Posko Desa Lebak Gedong, Posko Desa Ciladaeun, dan Posko Desa Muhara.
Koordinator Tim IZI sekaligus Manajer Mulia Inisiatif, Nurmawan menjelaskan, bawa untuk saat ini bantuan hanya bisa disalurkan oleh petugas-petugas posko yang ada, mengingat rentannya longsor pada medan yang dilalui serta diiringi curah hujan yang masih tinggi para relawan yang tidak memiliki di bidang rescue tidak diizinkan untuk mendistribusikan langsung.
“Saat ini yang dibutuhkan para pengungsi lebih ke pangan, seperti beras, makanan balita, dan susu. Pembalut juga dibutuhkan,” tutup Nurmawan. (Fajri)
Leave a Reply