Blitar (11/2/2020) – Pasca-panen 3 bulan pertama, berikutnya Kelompok Ternak Lele Bina Sejahtera kembali melakukan panen pada hari ini. Terhitung dari 18.500 benih yang diternak, sekitar 17.000 ekor lele sanggup bertahan hidup.
Secara grafis, kematian ternak lele pada siklus kedua ini sekitar mulai berkurang hingga mencapai 8 persen. Angka kematian tersebut terbilang lebih rendah dari siklus pembenihan sebelumnya, yaitu sebesar 10 persen.
Keberhasilan menekan angka kematian ternak lele tersebut tidak terlepas dari inisiatif Kelompok Ternak Lele Bina Sejahtera dengan antisipasi berupa pemasangan jaring di sekitar kolam pembenihan. Hal tersebut untuk melindungi bibit lele dari kelelawar.
Sehari sebelum panen, sempat kejadian pembeli membatalkan transaksi panen mereka secara tiba-tiba. Peristiwa yang terjadi secara mendadak itu sempat menjatuhkan semangat para peternak yang tergabung dalam Kelompok Bina Sejahtera.
Akan tetapi, kekecewaan tersebut hanya berlangsung sementara, karena tiba-tiba datang pembeli baru dengan penawaran yang lebih baik dari sebelumnya.
“Alhamdulillah, saat malam itu juga kami mendapat telepon dari penjual daerah Tulungagung dan bersedia membeli dengan harga tinggi Rp 15.500 per kilo. Panen kali ini sangat menguntungkan bagi kami karena mendapat harga di atas rata-rata,” jelas Iron, ketua kelompok ternak Bina Sejahtera.
Pada proses panen kali ini, kelompok ternak Bina Sejahtera berhasil memanen kurang lebih 3 kwintal lele atau setara dengan 300 kg. Hal ini menjadi kabar gembira bagi kelompok ternak Bina Sejahtera, karena apa yang mereka upayakan membuahkan hasil dan mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
“Melihat perkembangan yang ada, kami optimis bisa mengembangkan kampung ternak ini. selanjutnya kami ingin mencoba untuk bisa melakukan pemijahan sendiri guna meminimalisir angka kematian dan menuju kemandirian kelompok” tutur Dodik, salah satu anggota kelompok ternak Bina Sejahtera. (Hengky/DH)
Leave a Reply