“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.
(HR. Bukhari No. 6412, dari Ibnu Abbas)
Seorang amil adalah aktivis. Ia juga pejuang. Dan umumnya, para aktivis dan pejuang, orientasi hidupnya kadang lebih banyak untuk mengurusi orang lain dibanding diri sendiri dan keluarganya.
Para amil bukan robot, bukan lyla manusia yang tak punya perasaan,. Namun, karena kuatnya panggilan jiwa dan semangatnya berkorban untuk sesama, ia kadang lupa.
Para amil bukan tak punya duka dan kesedihan. Namun panggilan untuk membantu sesama kadang terus tak bisa dihindari dan seakan lekat dalam setiap helaan nafasnya.
Kemarin, seorang sahabat amil baru saja dipanggil Allah SWT untuk kembali ke haribaan-Nya. Meninggal dunia. Ia masih muda. Usianya tak jauh dari lima puluh lebih sedikit saja. anaknya ada tiga. Yang paling kecil baru usia sekolah menengah pertama.
Kematian memang takdir dari-Nya. Ia juga nasehat teramat dalam yang bisa mengguncang kesadaran kita. Kesadaran bahwa akhirnya yal itu akan sampai juga kita alami. Awalnya kita melihat orang-orang lain yang jauh, handai taulan, tetangga, lalu saudara, keluarga dekat dan kemudian sampai pula pada keluarga kita.
Orang-orang yang kita kenal. Orang-orang terdekat. Juga orang-orang yang kita bersahabat erat. Mereka yang kita cintai. Kadang kita rindukan bila jauh dan pergi. Perlahan namun pasti, satu persatu kembali ke dalam tanah, menenui Allah Sang Maha Pencipta. Kembali dengan seluruh amal dan jejak kehidupan selama di dunia.
Kematian adalah nasehat terberat. Apalagi bila ini terjadi pada sahabat dan orang-orang terdekat. Sebagian orang yang tak kuat iman begitu terguncang bahkan hilang kesadaran. Sebagian lain meratapi kematian sebagai sebuah musibah besar yang bahkan serasa kiamat. Begitu dahsyat efek kematian, begitu dalam perasaan duka dan kehilangan.
Amil Sehat, Gerakan Zakat Kuat
Menjadi Amil memang tak mudah. Apalagi ditengah dinamika zaman yang disebut disrupsi di segala bidang. Menjadi amil juga tak tentu bisa hidup sejahtera.
Ini ladang mencari pahala. Juga mencari masalah. Bagi yang tak punya visi untuk berjuang demi sesama, menjadi amil tak cocok sama sekali. Apalagi bagi mereka yang ingin cepat kaya. Ini bukam soal hebat-hebatan, bukan pula soal nyali besar yang harus ada dan terpelihara baik. Dunia amil memang hanya cocok bagi mereka yang “nafsu” berbagi-nya lebih besar daripada menuruti egoisme diri.
Karena beratnya medan juang amil, tak sedikit para amil yang tubuhnya tak kuat menopang semangatnya yang terus menyala. Banyak para amil tak sempat tua. Sebagian mereka meninggal muda. Ini sekali lagi bukan soal takdir semata. Namun faktanya, para amil kadang abai dengan soal kesehatan dirinya sendiri. Mereka terlalu fokus membantu sesama, lupa kalau ia masih manusia.
Para amil sering tak sakit dahulu ketika Allah memanggilnya. Sakit-sakit yang jadi penanda badan ada masalah kesehatan, kadang tak dirasakan. Tepatnya tak direspon memadai.
Para amil jarang yang membiasakan diri melakukan general chek-up. Bukan soal anggaran, lebih karena mereka bilang, “maaf, nggak ada waktu“.
Inilah pintu kelemahan para amil. Penyakit-penyakitnya langsung berat begitu sakit. Kadang sudah pada fase parah dan bahkan sudah skala terminasi. Menunggu ajal yang tak lama lagi.
Para amil kadang lupa, bahwa ada hak badan yang harus dipenuhi. Juga ada hak istri dan anak-anak yang harus dikawal dan diperhatikan. Apalagi mimpi para amil sendiri sebenarnya panjang.
Para amil ingin membesarkan anak-anaknya dengan spirit amil, menyekolahkan, hingga menikahkan mereka dengan pasangan terbaiknya. Sehingga kelak lahir anak cucu para amil yang sholeh dan sholihah. Lahir generasi yang kakek-neneknya adalah para pejuang kebaikan untuk sesama.
Para amil punya keterbatasan. Keterbatasan waktu dan juga kesehatan. Tubuhnya perlahan akan melemah, kesehatan akan menurun dan beragam penyakit seolah antri memasuki tubuh yang tak lagi muda.
Di saat inilah para amil harus sadar, bahwa ia sejak awal harus menjaga keseimbangan semangat berbaginya untuk sesama, dengan perjuangan dirinya untuk menjaga kesehatan dan kebugaran badannya sendiri.
Amil yang sehat, akan memperkuat gerakan zakat. Sebaliknya, amil-amil yang lemah dan sakit-sakitan, hanya akan membebani umat dan gerakan zakat. Jadi menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, bagi para amil sama pentingnya dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan dirinya sebagai amil zakat.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang, “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara : (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim).
Hadits di atas mengingatkan pada kita semua, bahwa dalam hidup. Kita harus bisa memanfaatkan yang 5 perkara sebelum datangnya yang 5 perkara lain.
Jika di masa muda, sehat, kaya, waktu senggang sulit untuk beramal, maka jangan harap selain waktu tersebut bisa semangat. Ditambah lagi jika benar-benar telah datang kematian, bisa jadi yang ada hanyalah penyesalan dan tangisan. Begitu pula jika di masa muda kita tak menjaga kesehatan, akan ada banyak masalah tubuh ketika usia mulai menua.
Para amil, boleh mati muda. Namun perjuangannya untuk memuliakan sesama juga harus berbanding lurus dengan usaha kerasnya sehat dan bugar dalam hidupnya. Para amil boleh mati muda, bila memang takdir telah mempertemukannya dengan kematiannya. Namun para amil juga harus mewariskan semangat hidupnya, bahwa ia memamg orang-orang yang menahan diri dari menzdhalimi tubuh dan tak merawatnya.
Kiat Menjadi Tetap Fit Dan Sehat
Setiap amil pada dasarnya ingin memiliki tubuh yang sehat, namun seiring dengan berkembangnya zaman dan kesibukan, terkadang para amil lupa menjalani pola hidup sehat. Hasil akhirnya, banyak amil kini terjangkit berbagai macam penyakit dan tidak jarang penyakit tersebut adalah penyakit serius.
Jika tubuh para amil sudah terkena penyakit, maka akan ada banyak hal ikutan yang terjadi. Bahkan tak bisa dihindari. Hal-hal ini menghambat kerja-kerja amil, bahkan tak jarang justru merepotkan.
Para amil juga harus mengeluarkan budget untuk pergi ke dokter dan membeli obat. Aktivitas dirinya sebagai amil menjadi tertunda. Bisa jadi malah kemudian amil-amil yang sakit ini akan merepotkan keluarga, bahkan lembaganya. Setidaknya ia memerlukan untuk merawatnya. Ini baru sebagian kecil dari banyaknya kerepotan yang terjadi saat sakit.
Untuk menghindari hal tadi, idealnya para amil zakat hidup dengan menjalani pola hidup sehat. Pengertian pola hidup sehat sendiri sederhana, yakni upaya seseorang untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat. Pola hidup sehat dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, olahraga secara rutin, dan istirahat yang cukup.
Memang, karena sibuknya peran sebagai amil zakat, kadang kebanyakan dari kita menganggap bahwa pola hidup sehat adalah pola hidup yang sulit untuk dijalani. Namun sebenarnya, ada banyak cara yang mudah dilakukan untuk menjaga diri kita tetap sehat.
Berikut ini ada beberapa tips pola hidup sehat yang mudah dilakukan dan pastinya akan membantu para amil untuk menjadi lebih sehat.
1. Menjaga pola makan yang sehat, halal dan bergizi
Hidup bukan untuk makan. Tapi untuk bisa hidup dengan baik, kita memang perlu makan. Dan agar terjadi kebaikan dalam soal makan ini, maka makanan yang kita makan harus sehat, halal dan bergizi.
Makanan ini adalah salah satu faktor utama dalam hidup sehat. Seiring umur para amil, maka soal makanan ini semakin harus diperhatikan. Para amil dapat mengganti makanannya dengan mengonsumsi makanan yang penuh gizi seperti rendah gula, kaya serat, dan banyak vitamin. Makanan sehat dan penuh gizi akan sangat membantu untuk menjadikan tubuh kita lebih sehat.
Para amil tak boleh sembarangan makan. Apalagi yang tak halal. Makanan sehat saja harus tetap menghindari makanan berlemak dan makanan yang mengandung pengawet karena hal tersebut dapat berbahaya bagi tubuh. Kita harus pula memperbanyak makan sayur dan buah. Ada baiknya para amil mengonsumsi lima sampai enam porsi setiap harinya.
Bagi para amil yang suka dessert atau makanan manis seperti cupcake, es krim, permen, brownies, dan lainnya harus hati-hati. Makanan tadi memang sangat menggoda untuk dinikmati, namun perlahan harus dikurangi atau bahkan dihindari.
Hal ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, asupan gula yang terlalu banyak dapat memicu penyakit diabetes. Dan, bila sudah terkena diabetes, hal ini akan menjadi lebih rentan. Karena lanjutannya, ia akan memicu datangnya berbagai penyakit kronis di kemudian hari. Beberapa di antaranya seperti penyakit jantung dan stroke.
Para amil yang penyuka kopi. Mulailah secara perlahan-lahan menguranginya. Dan juga mengurangi, bahkan mengganti gulanya dengan yang lebih sehat. Bila selama ini biasa minum kopi dengan dua sendok gula, kini cobalah hanya satu sendok saja. Setelah terbiasa, maka coba pula untuk menghilangkan asupan gula sama sekali dalam cangkir kopi yang diminum.
Para amil yang biasa minum minuman kemasan, kini cobalah menggantinya dengan memakan potongan buah segar. Selain lebih sehat, gula yang terkandung di dalam buah segar tentu tidak akan sebanyak yang ada dalam minuman kemasan. Dan tak hanya gula, para amil juga harus perlahan-lahan mengurangi kebiasaan ngemil dan makan snack di luar waktu makan besar.
2. Memperbanyak Olahraga
Menjadi sehat akan mengurangi beban hidup. Juga akan memudahkan memecahkan beragam masalah di dunia amil zakat. Dan rutin berolahraga bukan hanya bagian pola hidup sehat bagi amil usia muda.
Olahraga adalah kegiatan yang penting dilakukan oleh semua amil. Berapapun usianya, usahakan untuk tetap aktif secara fisik. Banyak orang berpikir bahwa olahraga adalah kegiatan yang melelahkan, maka tidak heran apabila saat ini semakin banyak orang yang malas untuk berolahraga.
Para amil yang sehat dan bugar akan memiliki banyak sekali manfaat untuk kesehatan hidupnya, juga bagi gerakan zakat. Olahraga juga dapat membantu para amil zakat untuk menjalani pola hidup sehat.
Bila kita sebagai amil tidak terbiasa berolahraga, maka dapat saja memulainya dengan olahraga kecil seperti melakukan pemanasan di pagi hari setelah bangun tidur atau berlari-lari kecil mengelilingi rumah.
Para amil juga dapat memilih beragam olahraga seperti jalan sehat, jogging, treadmill, bersepeda, senam aerobik, zumba, futsal, basket, berenang, tenis meja, atau dan olahraga lainnya sesuai kondisi dan kelapangan waktu yang dimiliki. Bisa sendiri ketika berolahraga, atau dapat pula bersama keluarga dan kerabat agar terasa lebih menyenangkan.
Saat berolahraga tak harus yang berat dan menguras tenaga. Kita bebas memilih berbagai jenis olahraga yang memang disukai.
Bila seorang amil suka bersepeda atau berenang, maka jangan ragu untuk melakukannya. Begitu pula jika hanya menyukai jalan santai. Kuncinya satu, buatlah tubuh kita aktif bergerak setiap hari. Dengan aktif bergerak, tubuh akan berusaha untuk membakar kalori yang mengendap di tubuh.
Lebih dari itu, hal ini juga dapat membantu mengalirkan lebih banyak oksigen ke dalam sel-sel tubuh dan menjaganya tetap sehat. Tak heran jika setelah olahraga atau melakukan aktivitas fisik kita jadi merasa lebih bugar.
Bagi “amil kantoran” yang sering tidak memiliki banyak waktu untuk berolahraga, maka ia bisa melakukan berbagai aktivitas fisik sederhana guna memastikan tubuh tetap bergerak. Saat berada di dalam kantor dan menuju ruang kerja, cobalah untuk naik tangga, ketimbang naik lift atau eskalator. Para amil jenis ini, dapat pula meluangkan waktu untuk berjalan-jalan atau sekadar naik turun tangga sebelum dan sesudah makan siang. Bila hal ini dilakulan secara rutin, semoga bisa membantu untuk hidup lebih dan bugar.
3. Membiasakan Istirahat Yang Cukup
Istirahat bukan bagian dari kemalasan. Istirahat adalah hak tubuh yang harus diperhatikan dan dipenuhi dengan baik. Istirahat yang cukup juga bagian penting dalam menjalani pola hidup sehat. Kebutuhan istirahat dan tidur setiap individu berbeda-beda sesuai tahap perkembangan aktivitas yang dijalani. Juga sesuai usia masing-masing.
National Sleep Foundation merekomendasikan bahwa usia dewasa muda (18-25 tahun) membutuhkan waktu tidur 7-9 jam per malam. Orang yang tidak memiliki waktu tidur cukup berpotensi terkena penyakit mematikan, seperti kanker dan jantung.
Apabila seseorang memiliki waktu tidur yang kurang maka ia setara dengan mengonsumsi racun atau menjalani pola makan yang buruk.
Oleh karena itu, sesibuk apapun seorang amil zakat, usahakan untuk selalu beristirahat dan tidur dengan cukup. Soal tidur ini juga harus diperhatikan. Karena tidur secara berlebihan juga tidak baik dan tentunya merugikan. Menurut studi, tertidur lebih dari delapan jam secara konsisten dapat menurunkan tingkat konsentrasi seseorang.
Para amil harus juga memperhatikan dan mengatur soal tidur ini. Karena selain menjaga tubuh agar tetap bugar, tidur dapat membantu kita untuk membentuk tubuh yang proporsional.
Tidur dalam posisi yang baik juga dapat merangsang kreativitas dan meningkatkan ingatan. Maka aturlah jam tidur agar bisa mendapatkan tidur yang efektif dan hidup sehat.
Para amil yang rajin jogging atau bersepeda, atau mereka yang bukan penyuka kopi dan makanan manis, akan berakhir sia-sia kalau ia tak cukup tidur.
Menurut Cheri Mah, seorang pakar masalah gangguan tidur di Stanford University dan University of California, tidur adalah kebutuhan paling mendasar untuk menuju pola hidup sehat. Tidur menjadi sebuah fondasi di mana pikiran dan tubuh yang sehat terbentuk. Jika fondasi ini goyah, tentunya akan berdampak pada kesehatan para amil.
Mari kelola tidur kita dengan baik, karena dari tidur ini akan tercipta fungsi kekebalan tubuh, selera makan, suasana hati hingga berat badan ideal kita.
4. Memperbanyak Minum Air Putih
Air putih penting untuk tubuh kita. Hal ini disebabkan karena sekitar 60 persen dari komposisi tubuh kita adalah air.
Sayangnya, setiap hari cairan dalam tubuh akan terus berkurang lewat keringat, urin, dan bahkan setiap kali kita bernapas. Inilah mengapa, penting bagi kita untuk memastikan bahwa kebutuhan cairan terpenuhi setiap hari.
Kita juga harus memastikan bahwa asupan cairan terpenuhi dengan baik. Cairan yang cukup tidak hanya mencegah dehidrasi, namun juga jadi cara ampuh agar tidak mengonsumsi minuman manis.
Para amil zakat harus senantiasa membiasakan dirinya membawa botol minum sendiri ke mana pun kita pergi. Masukkan botol tersebut dalam tas, sehingga kita tidak akan lupa membawanya ke mana-mana. Selain itu, sediakan juga air minum di meja kerja atau di kamar tidur.
5. Membiasakan Selalu Berpikir Positif
Berpikir positif penting untuk semua amil segala usia. Ini juga penting bagi cara berpikir komunitas dan pengambil kebijakan di semua lembaga zakat.
Secara psikologi berpikir positif adalah aktivitas berpikir yang dilakukan dengan tujuan untuk membangkitkan aspek positif pada diri, baik itu yang berupa potensi, semangat, tekad, maupun keyakinan diri sehingga memunculkan perasaan, perilaku, dan hal baik yang menjadi sistem berpikir.
Para peneliti telah menemukan manfaat dari berpikir positif untuk kesehatan. Salah satu manfaat berpikir positif adalah membantu terbangunnya sistem kekebalan tubuh.
Berpikir positif tidak hanya dapat menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat, tetapi juga dapat menunjukkan pengaruh kondisi seseorang secara keseluruhan sehingga mampu memperpanjang usia.
Seorang amil zakat yang terbiasa berpikir positif akan lebih merasa bahagia dan hal ini dapat memicu para amil untuk menjadi orang yang lebih produktif.
Persoalan-persoalan sehari-hari seperti kemacetan di jalan, deadline tugas atau kerjaan yang mepet, kondisi keuangan yang tersendat, hubungan keluarga yang sedang renggang, dan beragam persoalan hidup lainnya kadang muncul dan tak bisa dihindari. Hal-hal ini seringkali membuat kita stres.
Saat kita merasa stres, semua sistem dalam tubuh kita sebenarnya akan meresponnya dengan cara yang berbeda-beda. Stres yang bersifat kronis dapat berdampak pada kesehatan kita secara keseluruhan. Nah, oleh sebab itu, berusahalah sebisa mungkin untuk mengurangi atau bahkan menghindari segala hal yang bisa membuat kita stres.
Adalah baik, bila kita membiasakan berhenti sebentar dari aktivitas yang sedang kita kerjakan. Dan bagi para amil, shalat adalah jeda terbaik untuk istirahat dari urusan dunia, dan sekaligus mengembalikannya pada Sang Khaliq pembebas masalah dan pembuka solusi kehidupan. Dengan shalat dan dilanjutkan berdzikir, kita akan mengurangi, bahkan akan menghilangkan situasi yang seolah merasa tertekan.
Shalat juga ibarat pitstop bagi perjuangan menyelesaikan etape kehidupan harian. Shalat ibarat sebuah oase yang menepikan kafilah untuk mengisi perbekalan.
Shalat pula medium menenangkan diri terbaik sambil mengevaluasi aktivitas rutin kita. Lewat shalat kita akan merasa lebih rileks. Dengan hati yang tenang, terbukti menurunkan kadar kortisol, yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan.
Berbagai medium aktivitas juga bisa para amil lakukan untuk mengurangi ketegangan. Dapat saja kita menekuni sejumlah aktivitas lainnya yang disenangi seperti membaca, menulis atau pun bermain dengan hewan peliharaan atau sekedar merawat tanaman hias di taman atau kebun. Intinya, para amil zakat harus terbiasa membuat dirinya merasa nyaman dengan berbagai pilihan aktivitas atau hobi yang disukai.
Di luar itu semua, para amil juga harus selalu waspada untuk menghindari perasaan terlalu gembira dan juga larut untuk dekat-dekat kemaksiatan. Saat ini, dengan berkembangnya zaman, tempat yang menyediakan fasilitas untuk hidup sehat pun ternyata kadang dikemas dengan nuansa kemaksiatan. Amil harus hati-hati, jangan sampai badannya sehat, namun jiwanya rapuh penuh maksiat.
Amil harus hidup harmoni lahir batin. Ia sehat raganya juga jiwanya. Amil zakat harus tetap memperhatikan lingkungan sekitar, terutama ketika ia hidup dan ingin memanfaatkan berbagai fasilitas kesehatan atau kebugaran, jangan sampai ia juga terbawa pada sifat pengagungan berlebihan pada tubuh sehat dan bugar.
Kematian tak punya kepastian. Ia juga akan datang pada yang sakit atau yang bugar. Jangan mentang-mentang bugar lantas kita merasa jauh dari kematian. Tidak. Ia akan pasti menemui kita, bahkan mungkin saat kita tertidur nyaman di atas dipan yang empuk dan nyaman.
@Nana Sudiana (Sekjend FOZ & Direksi IZI)
Leave a Reply