Andara dan sang istri, Icci, akhirnya diperbolehkan dokter untuk kembali pulang ke Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Namun kepulangan mereka bukan karena selesainya rangkaian pengobatan atau Andara yang sudah kembali pulih, tetapi karena pilihan keluarga lantaran sudah tidak adanya pilihan penanganan dari dokter.
Andara merupakan salah satu pasien RSP IZI-YBM PLN yang tinggal di RSP selama kurang lebih 1 bulan. Selama menjalani pengobatannya, Andara didampingi istri dan seorang keponakan, Diman, yang rutin mendampingi sang paman selama masa pengobatan.
Andara mengidap penyakit kanker kulit yang menimbulkan luka berdiameter 10 cm di daerah dadanya. Luka tersebut merupakan luka terbuka yang tidak bisa lagi dilapisi oleh kulit. Jaringa otot bercampur daging sangat terbuka, sehingga rawan mengalami perdarahan. Tidak hanya rawan perdarahan, luka di dada Andara terkadang juga mengeluarkan aroma yang kurang sedap.
Kondisi Andara yang semakin menurun, menyebabkan sang istri kian khawatir setiap hari. Keterbatasannya dalam mengurus Andara juga menjadi penyebab kekhawatirannya. Selama dirawat di RSP, Andara pernah mengalami perdarahan hebat yang menyebabkan dirinya harus dilarikan ke RS. Unhas.
Andara pulang ke Wono Mulyo, Polewali Mandar, dengan menggunakan layanan ambulance gratis. Saat tiba di kediaman Andara, haru menyelimuti hati tim ambulance yang mengantar. Hal tersebut tidak lain karena kondisi rumah Andara dan Icci yang memprihatinkan. Rumah tersebut merupakan rumah panggung yang dindingnya hanya sebatas papan, bahkan di beberapa titik papan tersebut digantikan oleh kain.
Namun, di tengah keterbatasan tersebut, Icci dan Andara tetap mengucap syukur atas segala bantuan yang telah diberikan oleh RSP IZI-YBM PLN. “Terima kasih sudah membantu kami. Saya sangat bersyukur atas segala bantuan yang diberikan. RSP sangat bagus dan sangat nyaman,” ungkap Icci. Icci juga menitipkan harapan agar RSP selalu bisa memberikan bantuan untuk pasien dhuafa yang lain. (Tri Novini/IZI Sulsel)
Leave a Reply