Nurbaini (53) divonis bertahan hidup 6 (enam) bulan lamanya ketika terakhir kali memeriksakan diri di instansi kesehatan terdekat. Warga Jalan Budi Utomo RT. 005 RW. 002 Kel. Beringin Raya Kec. Muara Bangkahulu Kota Bengkulu ini merasakan syok luar biasa.
Wanita tersebut tinggal bersama seorang cucu yang telah dirawatnya semenjak berumur 5 bulan. Nurbaini ingat betul alasan dirinya mengadopsi Tanzilal, cucunya.
Ayah Tanzilal, seorang buruh bangunan telah wafat terlebih dahulu. Akumulasi debu semen yang dihirupnya saat proses pengadukan mengakibatkan infeksi di paru-parunya (TBC). Beberapa bulan kemudian, ibu Tanzilal menikah lagi, dan merelakan Tanzilal diurus sang nenek.
“Nenek kasihan melihat Tanzilal. Apalagi ibunya menikah lagi dan sudah memiliki 3 orang anak. Lebih baik nenek yang merawat Tanzilal sejak umur 5 bulan,” tutur Nurbaini
Profesi Nurbaini berkeliling mencari barang bekas. Seluruh barang-barang bekas yang dipungutnya dijual kembali dengan harga kilo-an hanya untuk memenuhi kebutuhan makannya bersama sang cucu.
Sehari-hari Nurbaini membawa gerobak kecil yang dibagi 2 bagian. Satu bagian sebagai penempatan barang bekas, selebihnya sebagai tempat Tanzilal beristirahat dari teriknya matahari, dan dinginnya hujan.
2 bulan terakhir, Nurbaini tak lagi berkeliling mencari barang bekas. Kepalanya terasa sakit tak tertahankan dan melakukan kontrol ke instansi kesehatan beberapa hari berikutnya.
Dokter yang memeriksa Nurbaini menyatakan ia mengidap tumor otak. Diperkirakan umurnya tak lebih dari 6 bulan dari semenjak vonis tersebut. Sekarang sudah berjalan 2 bulan, Nurbaini masih memikirkan cucunya.
“Nenek tidak percaya apa yang di vonis oleh dokter tersebut, karena semuanya ketentuan dari Allah Yang Maha Kuasa,” katanya menyakinkan dirinya baik-baik saja. (ED)
Leave a Reply