Makassar (IZI Sulsel) – Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM) bersama tim penyalur bantuan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sulawesi Selatan kembali menemui korban bencana banjir dan longsor Jeneponto. Tim penyaluran bantuan datang dengan 30 paket sembako.
Bencana longsor yang menimpa masyarakat Kecamatan Rumbia, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan cukup membuat kaget masyarakat. Longsor yang terjadi pada hari Sabtu (13/6/2020) ini membawa trauma untuk masyarakat setempat.
Kejadian longsor tersebut bahkan menelan korban jiwa dan banyak kerugian materil. Sebanyak lima buah rumah dilaporkan mengalami rusak sedang hingga berat akibat terjangan longsor. Tidak hanya rumah, banyak ternak sapi dan kuda juga dilaporkan tertimbun longsor.
Kronologi kejadian longsor diceritakan dengan detil oleh Samsuddin. Salah satu korban banjir dan longsor tersebut menuturkan hujan semenjak siang hari tidak kunjung reda hingga malam hari. Lalu tepat pukul 9 malam aliran air mulai naik dan membanjiri bangunan rumahnya.
Posisi badan bangunan rumah Samsuddin setengahnya berada di atas sungai. Air sungai merendam kediamannya dengan cepat. Tidak disangka, kejadian air naik tersebut ternyata memicu longsor dari atas bukit yang berada tepat di depan rumahnya.
“Saya saat itu memang sudah siap mau mengungsi sejak maghrib, karena memang air sudah naik. Tapi tiba-tiba tanah bergetar dan bukit di depan ini runtuh dan menimbun sungai dan rumah di seberangnya. Karena sungainya tertutup, jadi sungainya makin naik dan dinding sungai juga ikut longsor,” terang Samsuddin.
Selain Samsuddin, cerita lain datang dari Andi. Pemuda itu menjelaskan bahwa sang ayah meninggal dunia saat sedang membantu mengikat rumah warga yang berada tepat di pinggir sungai. Rumah tersebut diikat dengan tujuan agar tidak berpindah saat arus sungai mulai deras.
“Saya, bapak, dan tiga orang warga lain sedang mengikat rumah om saya. Tiba-tiba saat mengikat rumah itu, tanah bergetar. Saat kami balik, bukit itu sudah mulai longsor. Kami berusaha menyelamatkan diri, tapi bapak saya tersandung saat lari dan kemudian dihantam oleh material rumah yang ikut terbawa arus,” ungkap Andi.
Tubuh ayahanda Andi pun ditemukan tidak bernyawa keesokan harinya, saat air mulai surut.
Longsor yang terjadi di Rumbia ini tidak hanya terjadi di satu titik. Saat tim dalam perjalanan menuju titik longsor, tim melihat beberapa titik longsor lain yang diperkirakan sempat menutup akses ke titik longsor utama. Longsor tersebut terjadi di pinggir jalan.
Hingga hari Jumat, 19 Juni 2020, masih dilakukan proses evakuasi oleh pihak BNPB menggunakan alat berat. Hal tersebut dilakukan untuk memindahkan material rumah yang banyak terdapat di lumpur yang menggenang. Andi dan Samsuddin mengungkapkan rasa terima kasihnya karena adanya kepedulian dari semua pihak atas bencana yang mereka alami, terkhusus untuk ATIM & IZI Sulawesi Selatan. (Tri Novini)
Leave a Reply