Bandung (IZI Jabar) – Suci Rahmayani (11) duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 4. Gadis kecil yang saat ini harus pulang pergi ke rumah sakit untuk check-up kondisi kesehatannya.
Pasangan Karman (58) dan Titi (50) merupakan orangtua Suci yang setiap harinya bekerja sebagai buruh tani. Beralamat lengkap di Dusun Sorok RT. 02, RW. 001, Kel. Cikoneng, Kab. Ciamis, Suci lahir sebagai anak terakhir mereka.
Pada saat Suci usia 9 bulan, ia sering kesakitan dan susah buang air besar (BAB). Titi merasa khawatir dengan kondisi sang anak sehingga bergegas menuju rumah sakit di daerah untuk periksa kondisi sang anak. Hasil dari pemeriksaan Suci di-diagnosa mengalami pembengkakan usus, sehingga dianjurkan untuk melakukan beberapa serangkaian pengobatan selama beberapa tahun.
Usia 3 tahun keluhan susah BAB terlihat kembali. Suci diperiksa lagi dengan melakukan beberapa tes, dan disampaikan oleh pihak medis bahwa Suci mengalami penyempitan usus dan harus melakukan wosut atau pemancingan dengan sebuah alat bantu untuk mengeluarkan kotorannya.
Saran dokter, Suci harus segera melakukan tindakan operasi. Namun karena faktor biaya, kedua orang tua Suci harus mengambil pilihan untuk menunda operasi hingga beberapa tahun lagi.
Di usia 11 tahun keluhan sakit yang di alami Suci sering terjadi serta mengalami pembengkakan di perut. Akhirnya, Suci pun dibawa ke rumah sakit daerah.
Hasil pemeriksaan menunjukkan Suci harus dirujuk ke RSHS, karena rumah sakit daerah yang akan menindaklanjuti operasi anak terakhir Karman itu tidak memungkinkan. Karman dan Titi yang tinggal di Dusun Sorok, RT. 02/01, Kelurahan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, awalnya merasa keberatan untuk pergi ke RSHS.
Lokasi yang cukup jauh serta tidak punya bekal untuk kebutuhan selama pengobatan di sana membuatnya ragu untuk mnindaklanjuti keputusan dokter untuk mengoperasi Suci.
Namun perasaan itu terkalahkan demi melihat sang buah hati, “harapannya semoga tekad ini anak saya bisa sembuh,” tutur Karma.
Saat ini Suci harus pulang pergi ke RSHS untuk melakukan pemeriksaan ulang hingga sampai proses operasi dan harus menunggu hasil tes perkembangan wosut yang selama ini sudah dilakukan.
“Alhamdulillah skenario Allah, kami sekeluarga dipertemukan dengan Rumah Singgah Pasien IZI sehingga kami tidak harus pulang pergi selama pengobatan. Saya ucapkan terimakasih kepada IZI atas bantuan pengobatan untuk Suci semoga apa yang diberikan kepada kami dapat kami maksimalkan untuk biaya pengobatan anak kami,” tutur Karma lagi.
Leave a Reply