Yoelistyawati (49) mengalami gejala batuk dan meriang pada seminggu sebelumnya kepulangan ayahadandanya ke Rahmatulllah. Sang ayah wafat karena penyakit lambung. Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Surabaya nyawanya tak tertolong.
Yuli (begitu sapaannya) merasakan kehilangan yang cukup dalam. Ia sampai lupa memenuhi hak-hak pada tubuhnya.
“Saya sudah tidak kepikiran untuk makan, Mbak,” tuturnya di balik gagang telepon. Wanita itu juga mengaku kepada Tim IZI hanya meminum air putih untuk mengusir rasa laparnya saat itu.
Hingga tiba ia tak lagi mampu menopang tubuhnya, Yuli dibawa periksa oleh suaminya ke salah satu rumah sakit di Surabaya. Di sana pula Yuli dinyatakan positif Covid-19.
Pihak rumah sakit meminta jaminan sebesar 10 juta rupiah kepadanya. Moch. Ali Marzuki, sang suami, menolak permintaan tersebut dan membawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya.
“Untuk makan saja kami seadanya, apalagi harus ada 10 juta rupiah di hari itu. Kami tidak sanggup,” lanjutnya.
Tim medis merasa khawatir dengan kondisi Yuli. Tubuhnya ringkih, dengan berat badan hanya 50 kg, di mana tinggi badannya mencapai 167 cm.
“Kok bisa lupa makan, Bu? Ibu ini sudah tergolong kurang gizi,” cerita Bu Yuli memperagakan obrolannya dengan sang perawat.
Selang infus segera tertanam di salah satu bagian lengannya. Pemulihan gizi menjadi prioritas utama tim medis di dalam menangani virus corona yang bersarang di tubuh Yuli.
Selama satu setengah bulan Yuli dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, selama itu pula ia terus melakukan proses cek SWAB secara berkala.
Di lain pihak, sang suami mencari pinjaman dana untuk hal-hal yang tidak dijamin oleh pihak rumah sakit. Karena perawatan lanjutan Yuli membutuhkan asupan vitamin, susu murni, dan obat-obatan pendukung lainnya.
Kabar Yuli yang berhutang demi sembuh dari virus corona sampai ke telinga Sariyanto, relawan IZI Jawa Timur. Beliau mendatangi Moch. Ali Marzuki untuk membawa berkas-berkas terkait nota pembelian obat dan lainnya untuk ditindaklanjuti oleh bagian pendayagunaan.
Terhitung, jumlah hutang keluarga Yuli untuk perawatan Covid-19 mencapai lima juta rupiah.
Melalui program Layanan Pendampingan Orang Sakit (Lapors), IZI Jawa Timur memberikan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perawatan Yuli selama di rumah sakit.
Kini, Yuli tengah menjalani karantina mandiri untuk memulihkan kondisi kesehatannya. Dirinya sudah diperbolehkan pulang oleh tim khusus medis perawatan Covid-19 dari R.S Bhayangkara, Surabaya.
Leave a Reply