Desa Pantai Lango merupakan desa yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara. Untuk menuju kesana kita bisa melalui 2 (dua) jalur, yakni darat dan laut.
Jika melalui jalur darat membutuhkan 3 hingga 4 jam perjalanan, karena kita harus memutar arah dari Balikpapan menuju Km.38 Samboja hingga sampai ke Sepaku dan Rico. Untuk lebih cepatnya, perjalanan lebih efisien menggunakan transportasi laut yang hanya menghabiskan waktu hingga satu jam saja.
Keseharian mayoritas warga Desa Pantai Lango sebagai nelayan. Ada pula dari mereka yang bekerja sebagai buruh pabrik plywood.
Bagi nelayan Pantai Lango, hasil tangkapan ikan kemudian dijual ke pengepul yang ada di tempat mereka. Ikan-ikan tersebut lalu dibawa pengepul ke Balikpapan dan sekitarnya.
Pundi-pundi kesepakatan harga mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika ada hasil lebih, mereka akan punya simpanan hingga beberapa hari ke depan. Namun hal itu adalah sesuatu yang jarang mereka alami.
Di Desa Pantai Lango hanya ada satu sekolah tingkat dasar, satu polindes dan kantor kelurahan. Anak-anak di sana yang naik ke tingkat sekolah menengah pertama harus bersekolah ke desa sebelah di Jenebora. Setiap hari mereka harus menempuh dengan menggunakan kapal.
Selama masa pandemi Covid-19 mereka mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) di rumah. Mereka ditutut untuk memiliki paket data untuk melaksanakan sistem pembelajaran tersebut, atau akan ketinggalan pelajaran.
Bagi mereka yang memiliki perangkat hape dan kuota cukup tidak akan bingung untuk mengikuti proses tersebut. Berbeda bagi sebagian dari anak-anak di sana yang memiliki keterbatasan ekonomi. Perihal ini membuat mereka harus meminjam atau bergabung dengan temannya untuk belajar secara daring.
Alhamdulillah, Tim IZI Kalimantan Timur berkesempatan untuk menyalurkan program SIGAP (Sedekah Pendidikan Guru dan Pelajar) kepada anak-anak di Desa Pantai Lango pada Rabu (07/10) lalu.
Sebanyak 25 pelahar menerima bantuan paket santunan pembelian kuota untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh yang diterapkan oleh pemerintah.
Rahmad, koordinator program IZI menyampaikan bahwa program SIGAP ini inisiasi lembaga zakat mereka demi meringankan beban dari anak-anak dhuafa yang tidak bisa mengikuti proses belajar daring selama masa pendemi Covid-19.
“Alhamdulillah, hari ini kita salurkan program SIGAP berupa santunan untuk 25 anak di Desa Pantai Lango. Ini juga menjadi desa pertama yang kita bantu. Harapannya santunan ini bisa digunakan untuk membeli paket kuota agar bisa mengikuti sekolah online,” ungkapnya.
Hani salah satu penerima program SIGAP mengucapkan terimakasih kepada IZI dan para donatur dengan senyum yang sumringah.
“Terimakasih om IZI, sudah membantu saya dan teman-teman di sini. Semoga Allah balas pahala yang berlipat ganda untuk donatur,” ucap Hani.
Melalui program SIGAP IZI berupanya untuk terus memberikan kontribusi kepada para pelajar dan guru yang terdampak pandemi Covid-19 agar dapat melanjutkan proses pembelajaran. Ayo sisihkan sebagian harta anda untuk membantu siswa-siswi untuk terus mendapatkan pendidikan.(Rahmad/IZI/Kaltim)
Leave a Reply