Usaha mikro dan pekerja informal adalah kelompok paling rentan atas dampak yang dihasilkan wabah Covid-19 saat ini. Banyak masyarakat kehilangan mata pencaharian. Hal ini juga mengakibatkan pedagang kecil kehilangan omzet penjualan. termasuk kedai-kedai kecil pingir jalan, Hal ini Juga di rasakan oleh Uni Ita.
Seperti halnya Uni Nita. Wanita ini sudah hampir 15 tahun membuka kedai kecil di pinggir jalan. Dagangannya berupa aneka macam sarapan pagi beserta gorengan. Dengannya ia untuk menyambung hidup.
Ibu dua anak ini sudah sudah biasa menjalani hidupnya sendirian. Ketika anak pertamanya berusia 5 tahun, sang suami meninggalkanya. Dengan suami keduanya pun begitu, belum genap buah hati mereka menginjak 5 tahun kembali Uni ditinggalkan.
Kehidupan pribadi yang penuh lika-liku beserta tantangan sulit tidak menjadikannya putus asa. Bahkan ketika pandemi Covid-19 mulai melanda, ia tetap bersemangat menyambung hidup.
Di awal kasus positif Covid-19 Indonesia diumumkan pada Maret 2020 lalu, Uni Nita sempat tidak keluar berjualan karena larangan yang dimaklumatkan oleh pemerintah daerah setempat.
Setiap waktu tak keluar berdagang, terhitung pengeluaran bagi Uni Nita. Hal ini tentu memberatkan kehidupan Uni karena ada kebutuhan hidup keluarga yang harus ditanggung.
Berkat bantuan dari IZI, wanita yang akarab dipanggil oleh pelanggannya sebagai Uni Ita ini mendapat secercah harapan untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi.
Sehingga di masa sulit saat ini, berkat doa dan iktiar beliau, IZI menemukan kondisi layaknya Uni Ita. IZI kemudian berinisitif membantunya dengan modal usaha sekaligus memberinya perlengkapan usaha lainya agar Uni Ita tetap aman berjualan di masa pandemi ini.
Leave a Reply