Unit Pengelola Zakat (UPZ) PT. Askrindo Syariah merasakan kesulitan pasien rawat jalan tahun 2020 ini setelah himbauan physical distancing diturunkan pemerintah akibat mewabahnya Covid-19.
Meski kuantitas kunjungan pasien rawat jalan ke rumah sakit rujukan provinsi maupun nasional belum dapat terukur hingga kini, dipastikan banyak dari mereka menunda kedatangannya ke rumah sakit di kondisi pandemi saat ini.
Berkurangnya jumlah pengunjung pasien rawat jalan menjalani pengobatannya akibat munculnya protokol pencegahan penularan coronavirus antar manusia. Di samping itu, mereka sendiri mengalami ketakutan sehingga cenderung menahan kunjungan ke rumah sakit.
Setelah diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru, pasien rawat jalan mulai mendapat kesempatan jalani pengobatan ke rumah sakit rujukan. Tanpa perlu menunggu perkembangan baru dari pandemi Covid-19 di Indonesia, UPZ Askrindo Syariah segera menyalurkan dana zakatnya kepada pasien rawat jalan.
“Yang pertama, kami ucapkan terima kasih kepada Inisiatif Zakat Indonesia yang membantu kami menyalurkan dana zakat karyawan Askrindo Syariah,” ucapnya saat memberi sambutan secara daring saat peresmian kerjasama program Rumah Singgah Pasien dengan IZI, Selasa (20/10).
Dana zakat karyawan Askrindo Syariah diambil secara rutin dan otomatis per bulannya oleh pihak Sumber Daya Manusia perusahaan tersebut. Penyalurannya bagi program Rumah Singgah Pasien IZI ini adalah awal mula UPZ salah satu perusahaan yang tergabung di dalam Indonesia Financial Group itu melaksanakan sinergi program di luar program charity.
“Dalam pelaksanaannya kami memang membutuhkan kolaborasi dengan lembaga lain agar lebih variatif dan tepat sasaran. Ini (sinergi Rumah Singgah Pasien IZI) merupakan program perdana (selain charity), agar dapat kami sampaikan ke karyawan yang menjadi muzakki agar tenang hati atas zakat yang mereka titipkan kepada kami,” tutur Ketua Unit Pengelola Zakat Askrindo Syariah.
Rumah Singgah Pasien
Rumah Singgah Pasien IZI merupakan program bagi pasien dhuafa menjalani pengobatan rawat jalan ke rumah sakit rujukan nasional. Pasiennya berasal dari daerah luar kota. Pasien terjauh berasal dari provinsi Papua.
Semenjak berdirinya pada tahun 2016 hingga kini, secara nasional Rumah Singgah IZI telah melayani pasien sebanyak 18.468 orang. Layanan yang diberikan kepada pasien dhuafa tersebut juga bukan hanya sekedar menampung saja.
“Kita juga memberikan layanan konsumsi bagi pasien dan pendampingnya di sini. Transportasi, meliputi penjemputan dan pengantaran pasien ke rumah sakit. Selain itu edukasi kesehatan, keterampilan dan keagamaan. Semuanya diberikan secara gratis,” jelas Suwarni, Manager RSP IZI.
Secara kuantitas, RSP IZI telah berdiri di 14 wilayah dari seluruh kantor perwakilan IZI seluruh Indonesia. Letak RSP IZI dipastikan strategis karena berdiri di dekat rumah sakit-rumah sakit rujukan.
“Selama pemberlakuan PSBB, khususnya di Jakarta ini, operasional RSP IZI tetap berjalan hanya saja dilakukan pembatasan kapasitas tempat tidur. Protokol kesehatan juga diperketat, dengan ketentuan pembersihan disinfektan setiap pagi, penggunaan hand-sanitizer dan masker, serta pembersihan diri setelah beraktivitas dari rumah sakit,” tegas Suwarni.
Suwarni pun mengajak Farid Datul Rohman, Ketua UPZ Askrindo Syariah beserta pengurus lainnya lakukan trip virtual ke Rumah Singgah Pasien IZI yang berada dekat dengan Rumah Sakit Dharmais.
Pada kesempatan itu, Farid Datul Rohman dan pengurus UPZ Askrindo Syariah lainnya menyaksikan bagaimana pelayanan bagi penghuni di sana yang kebanyakan dari kelompok anak-anak penyintas jantung. (Ed)
Leave a Reply