JAWA BARAT – Muhammmad Reza Aditia, warga Kampung Cilelang, Kelurahan Jati, Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut yang saat ini berusia 13 tahun dan masih duduk di bangku kelas 1 SMP mengalami musibah tersengat aliran listrik tegangan tinggi.
Peristiwa tersebut terjadi ketika Reza mengejar sebuah layangan putus yang mengarah ke lokasi persawahan di mana di situ juga terdapat jalur kabel PLN. Menurut informasi dari teman-teman, saat itu Reza fokus mengejar layangan putus dan tidak mengenakan alas kaki, karena tegangan listrik tinggi Reza tersengat dan terpental hingga tak sadarkan diri.
Akibat sengatan listrik kabel PLN tersebut Reza mengalami luka yang serius di bagian tangan kanannya, yaitu daging dan ototnya hangus terbakar sehingga tulangnya pun terlihat. Pada saat kejadian, pihak keluarga pun segera membawanya ke RSUD setempat, namun karena peralatan kurang memadai serta membutuhkan penanganan khusus akhirnya Reza dibawa ke RSHS plastik.
Sampai sekarang alhamdulillah sudah dilakukan operasi pencangkokakan kulit dan daging yang diambil dari bagian pahanya sebanyak 4 kali. Jika operasi dilakukan sampai selesai tentu membutuhkan waktu yang cukup lama hingga 2 tahun dan mungkin berpuluh-puluh kali operasi.
Saat ini kondisi tangan Adik Reza ototnya semakin mengecil dan tidak bisa digerakan sama sekali karena banyak jaringan saraf yang ikut terbakar, meskipun demikian atas saran dokter sang ibu tetap berusaha dengan melakukan terapi sederhana setiap pagi di rumah dengan sedikit-sedikit menggerakan tangan dimulai dengan melemaskan jari tangan ahar tidak kaku. Adapun untuk menulis saat ini adik Reza berusaha belajar membiasakan dengan tangan kirinya dan alhamdulillah semangatnya masih tinggi.
Alhamdulillah pada hari Jumat, (10/11) IZI Jabar berkesempatan untuk menjenguk adik Reza sekaligus memberikan santunan. Ibu Praptias, ibunda Reza turut menceritakan mengenai perawatan anaknya. Kata beliau, sejak awal setiap satu minggu dua kali harus kontrol ke RSHS, akan tetapi karena kesulitan dalam akomodasi perjalanan maka dilimpahkan ke rumah sakit di Garut, meskipun demikian Adik Reza tetap harus melakukan kontrol 1 bulan sekali ke RSHS.
Saat dikonfirmasi orang tuanya mengatakan bahwa sampai saat ini dirinya belum mendapatkan bantuan dari pihak pemerintah setempat ataupun dari lembaga lain. “Alhamdulillah, meskipun untuk biaya operasi sudah tercover BPJS , akan tetapi untuk biaya oprasional saat kontrol dan juga peralatan untuk perawatan luka itu harus menggunakan biaya sendiri,” ungkapnya.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya Ibu Praptias berjualan makanan anak-anak di teras rumahhnya dan bahkan beliau waktu dulu pernah ngojeg karena suaminya sudah meninggal. Ibu praptias mempunyai 2 orang anak dan Reza merupakan anak pertama dari Ibu Praptias.
Kepada tim IZI Jabar, Ibu Praprias turut menyampaikan terima kasihnya untuk segenap donatur yang senantiasa mau menyisihkan sebagian hartanya. Tak lupa Ibu Praptias juga mendoakan agar seluruh kariyawan IZI Jabar serta para donatur diberi kesehatan dan dipermudah segala urusanya.
Leave a Reply