Makassar – Dekat dengan rumah sakit rujukan se-Indonesia Timur, Rumah Singgah Pasien (RSP IZI-YBM PLN) kerap kali full. Bahkan ketika pasien pulang dan kamar kosong, hanya butuh beberapa hari kondisi RSP kembali penuh.
Hal ini juga dirasakan oleh bocah asal Kendari bernama Muhammad Fais (8 tahun). Ia bersama sang ibunda yang mengetahui keberadaan RSP harus menunggu dua bulan lamanya untuk bisa tinggal di RSP IZI-YBM PLN.
“Kami mendaftar di RSP sejak bulan Desember 2021. Dan karena katanya banyak daftar tunggu, baru di akhir Februari kami dihubungi petugas RSP bahwa ada kamar yang kosong,” jelas sang Ibunda, Selasa (15/3/2022).
Fais, sapaan akrabnya, didiagnosa mengidap Malformasi Vascular atau kelainan pada sistem pembuluh darah bagian wajah didekat mata sejak berumur 3 tahun. Awalnya ia terbentur saat bermain dengan sang kakak.
Sang Ibunda menjelaskan, di usia 4 tahun, Fais di rujuk ke RS Wahidin untuk tindakan operasi. Namun karena terkendala biaya sehingga keberangkatannya ditunda.
Fais baru bisa ditangani lebih lanjut di usianya yang ke 8 tahun karena baru memiliki biaya.
“Saya sendiri bekerja sebagai penjual sayur dan bapaknya sebagai tukang ojek. Sehingga baru sekarang bisa melakukan pengobatan di Makassar. Alhamdulillah juga yang diterima di RSP IZI-YBM PLN sehingga lebih meringankan beban saya,” tuturnya.
Leave a Reply