SEMARANG – Fisik yang terlihat kurus dan kecil tidak menyurutkan semangat bu Endi (52 tahun) untuk sembuh. Bahkan pernah divonis tidak berumur panjang pun tidak menyurutkan semangat bu Endi. Hingga kini beliau tetap beraktifitas normal sembari rutin pengobatan
Sejak anaknya masih kecil, bu Endi sudah sering merasakan nyeri karena benjolan di payudaranya. Hingga puncaknya saat corona melanda, beliau memberanikan diri berobat ke rumah sakit namun belum berani operasi malah memilih pengobatan alternatif. Penyakit di benjolan payudaranya sudah menyebar ke organ lain termasuk area perutnya yang membesar serta ke paru-paru, menyebabkan beberapa bagian tubuh beliau membesar karena banyak cairan juga.
Ibu Endi, sapaan akrabnya, nama lengkapnya Endi Winingsih. Lahir dan tumbuh di Pemalang hingga akhirnya merantau ke Lampung bersama suami dan anaknya. Namun karena sakit, beliau dirujuk ke Jawa untuk pengobatan. Karena keluarga beliau mayoritas di Pemalang. maka memberanikan diri untuk pengobatan ke Semarang, sedangkan anaknya diasuh suaminya di Lampung.
Awal corona melanda, bu Endi melakukan banyak pengobatan alternatif karena takut masuk meja operasi. Lebih dari tiga tempat pengobatan alternatif dicoba, namun hasilnya nihil malahan benjolannya membesar dan membesar. Finansial yang membengkak pun tidak terelakkan karena banyaknya pengobatan alternatif tersebut.
Hingga Desember tahun 2020, bu Endi melakukan operasi pengangkatan massa (benjolan) di perut yang menurut dokter dapat membahayakan nyawa beliau. Namun, dengan dukungan keluarga, bu Endi mantap dioperasi pengangkatan massa di perut tersebut. Dan benar saja, selepas operasi, beliau harus masuk ICU selama hampir 15 hari dengan keadaan tidak sadar dan sudah dipasangi banyak alat termasuk ventilator. Alhamdulilah setelah melewati kurang lebih 15 beliau sadar dan dapat dipindahkan ke ruang rawat inap biasa. Operasi yang dilakukan bu Endi terhitung operasi besar dan berbahaya karena pengangkatan massa di perut yang besar dan berat serta cairan juga darah yang banyak di area paru-paru dan area lainnya. Itulah yang dinyatakan dokter mengancam nyawa beliau.
Setelah operasi, bu Endi dijadwalkan kemoterapi sebanyak 12x untuk pengobatan benjolan di payudaranya. Baru di bulan Februari 2023, bu Endi melaksanakan mastektomi (operasi pengangkatan payudara) sebelah kanan. Setelah itu mendapatkan jadwal radioterapi atau terapi sinar luar sebanyak 25 kali lebih.
Puji syukur bu Endi kuat dan semangat menjalankan pengobatan demi pengobatan meski tanpa didampingi keluarga hingga hari ini. Apalagi setelah singgah di RSP IZI Jawa Tengah, beliau semakin semangat karena banyak teman teman seperjuangan.
“Terimakasih sekali RSP IZI, sudah mau membantu saya. Teman teman disini baik-baik dan saling supoort. Harus terus semangat”, tutur bu Endi
Semoga bu Endi senantiasa dalam perlindungan Allah swt, dimudahkan dan dilancarkan pengobatannya, serta diangkat penyakitnya tanpa menyisakan sakit suatu apapun. (AC/IZI JATENG)
Leave a Reply