Jawa Barat – Bermula dari kegiatan yang seharusnya penuh keseruan dan kegembiraan, Syaifullah (15), seorang remaja asal Cirebon, harus menghadapi cobaan besar dalam hidupnya. Awal tahun 2024, ketika bermain futsal bersama teman-temannya, Syaifullah mengalami insiden tak terduga. Saat hendak menendang bola, kakinya bertabrakan dengan kaki lawan, menyebabkan benturan keras di tulang kering. Meski awalnya dianggap sebagai cedera ringan yang akan sembuh dengan sendirinya, kenyataan berkata lain.
Beberapa hari setelah insiden, kaki Syaifullah mulai membengkak. Keluarganya mencoba membawa Syaifullah ke tukang urut dengan harapan bisa membantu penyembuhannya. Namun, kondisi kakinya justru semakin parah setelah beberapa jam. Akhirnya, Syaifullah dilarikan ke rumah sakit setempat, yang menjadi awal dari perjuangan panjang untuk memulihkan kondisinya.
Syaifullah harus menjalani tujuh kali operasi di tiga rumah sakit daerah untuk melakukan cangkok kulit. Namun, berbagai upaya ini gagal lantaran hemoglobinnya yang tidak stabil. “Waktu itu, saya merasa sangat putus asa,” ungkap Syaifullah. Tetapi ia tidak menyerah. Berkat doa dan dukungan keluarga, Syaifullah mendapatkan kesempatan untuk menjalani operasi kedelapan di RS Hasan Sadikin, Bandung. Alhamdulillah, operasi tersebut membuahkan hasil, memberi harapan baru bagi pemulihan kakinya.
Proses penyembuhan Syaifullah diperkirakan masih cukup lama. Ia harus menjalani berbagai tahapan pengobatan lanjutan untuk memastikan kesembuhannya secara penuh. Namun, yang menjadi beban berat baginya bukan hanya rasa sakit secara fisik, tetapi juga kenyataan bahwa kedua orang tuanya harus berhenti bekerja untuk mendampinginya selama masa pengobatan.
“Saya merasa sedih karena orang tua saya harus terus mendampingi saya dan meninggalkan pekerjaan mereka. Saya tidak ingin terus menjadi beban bagi mereka,” ujar Syaifullah dengan mata berkaca-kaca.
Beruntung, keberadaan Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI – YBM PLN Dis Jabar menjadi titik terang dalam perjalanan panjang Syaifullah dan keluarganya. Rumah Singgah ini menyediakan tempat tinggal sementara bagi pasien dan keluarganya selama menjalani pengobatan. “Alhamdulillah setelah menemukan RSP, saya dan keluarga merasa sangat terbantu. Terima kasih RSP IZI – YBM PLN Dis Jabar, jika tidak ada rumah singgah ini, saya tidak tahu harus tinggal dan menetap di mana selama menjalani pengobatan,” ungkap Syaifullah penuh syukur.
Perjuangan Syaifullah merupakan salah satu dari banyak kisah inspiratif yang memperlihatkan bagaimana tekad, dukungan keluarga, dan bantuan dari berbagai pihak dapat memberi harapan baru bagi mereka yang sedang berjuang melawan ujiam penyakit. Ia berharap bisa segera sembuh dan kembali menjalani kehidupannya seperti biasa, tanpa harus terus membebani orang tua tercintanya.
Leave a Reply