Jakarta, 13 Maret 2024 – Meskipun layanan cuci darah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, para pasien gagal ginjal, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, menghadapi tantangan besar dalam menjalani perawatan yang melelahkan. Di Klinik Hemodialisa IZI, setiap minggunya selalu ada pasien yang menanyakan jadwal cuci darah, walaupun klinik ini belum bekerja sama dengan BPJS. Kondisi ini mengindikasikan tingginya kebutuhan akan layanan cuci darah serta keterbatasan akses bagi pasien dengan kondisi ekonomi terbatas.
Peningkatan Jumlah Pasien, Beban BPJS Membengkak
Dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Ari Dwi Aryani, Deputi Direksi BPJS Kesehatan, mengungkapkan bahwa jumlah pasien gagal ginjal terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2023, tercatat hingga 1.501.016 kasus gagal ginjal dengan biaya klaim mencapai lebih dari Rp2,9 triliun, tergolong dalam penyakit katastropik yang sangat membebani anggaran BPJS. Namun, tingginya biaya klaim ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan pasien, yang kerap kali terpaksa mengurangi pemeriksaan atau mengeluarkan biaya tambahan.
Kondisi Ekonomi Menambah Beban Pasien
Para pasien dari kelompok menengah ke bawah sering menghadapi masalah yang lebih kompleks. Menurut beberapa penelitian, rendahnya tingkat pendidikan menjadi faktor risiko utama karena berpengaruh terhadap kesadaran menjaga pola hidup sehat. Kesulitan ini diperparah oleh biaya akomodasi ke klinik dan kebutuhan tambahan seperti makan serta obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS.
Klinik Hemodialisa IZI: Memberikan Harapan Baru
Klinik Hemodialisa IZI hadir sebagai alternatif bagi pasien yang memerlukan dukungan lebih. Dengan proses seleksi yang ketat, klinik ini hanya menerima pasien yang benar-benar membutuhkan bantuan, seperti yang dijelaskan Luqman Jasin, Manajer Klinik Hemodialisa IZI. Pasien harus menyerahkan dokumen seperti KK, KTP, dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu), kemudian menjalani kunjungan verifikasi rumah dan skrining kesehatan. Pasien yang lolos akan menerima cuci darah gratis, akomodasi, obat-obatan, asupan gizi, serta bimbingan rohani.
Meskipun hanya empat dari sepuluh mesin yang aktif akibat keterbatasan anggaran zakat, Klinik IZI berhasil membantu meningkatkan kesehatan para pasien. Hemoglobin (HB) pasien yang sebelumnya di bawah standar kini meningkat menjadi 13 gram/dl, sesuai standar WHO bagi pria dan wanita dewasa. Dengan layanan ini, Klinik Hemodialisa IZI menjadi oase harapan bagi pasien gagal ginjal yang membutuhkan perawatan intensif dan dukungan ekonomi.
Tantangan Masa Depan
Seiring meningkatnya kasus gagal ginjal, diperlukan kolaborasi yang lebih kuat antara BPJS Kesehatan dan lembaga-lembaga sosial, termasuk klinik-klinik seperti IZI. Selain meminimalisir beban finansial BPJS, kerjasama ini dapat memastikan bahwa pasien mendapat perawatan komprehensif tanpa harus mengorbankan kesehatan atau kesejahteraan ekonomi mereka.
Leave a Reply