Ibu Diana Elfinora (44) menjalani kehidupan penuh perjuangan sebagai penjual Sate Padeh di Payakumbuh, Sumatera Barat. Setiap hari, ia memulai usahanya dari pukul 16.00 hingga 23.00 malam, dengan penghasilan kotor sekitar Rp 400.000 per hari. Namun, dari penghasilan tersebut, sebagian besar harus dikeluarkan kembali sebagai modal untuk membeli bahan-bahan, sehingga keuntungan yang tersisa tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya. Apalagi, setelah suaminya pergi meninggalkan rumah, Ibu Diana berjuang seorang diri untuk menghidupi keempat anaknya yang masih bersekolah.
Dua dari anaknya, Atta dan Rizka, adalah penghafal Al-Qur’an. Berkat hafalannya, Atta mendapat keringanan biaya dari sekolah. Namun, kondisi kesehatan Ibu Diana yang mengidap kanker rahim membuat kesehariannya semakin penuh tantangan. Sering kali ia merasa mual dan muntah, bahkan buang air kecil berdarah, yang menghambat kemampuannya untuk terus berjualan. Situasi ini membuat modal usaha tergerus untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
Selain itu, Ibu Diana juga menghadapi masalah finansial lainnya. Ia memiliki tunggakan kredit motor di bank, namun motor tersebut terpaksa digadaikan ke rentenir untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ironisnya, rentenir tersebut malah menggadaikan motor itu ke orang lain. Ketika Ibu Diana ingin menebusnya, motor itu sudah tak ada, sementara cicilan di bank terus berjalan. Hal ini membuatnya nyaris ditangkap polisi, namun bank masih memberikan keringanan sehingga ia tidak sampai dipenjara.
Kondisi ekonomi yang sulit membuat Ibu Diana dan keempat anaknya harus hidup dalam keterbatasan. Sehari-hari, mereka hanya makan nasi putih dan bawang goreng, terkadang ditambah telur dadar yang dibagi untuk semua. Selain kebutuhan pokok, mereka juga harus memikirkan biaya lain, seperti sewa rumah sebesar Rp 7 juta per tahun, SPP sekolah Ilham sebesar Rp 175.000 per bulan, dan SPP Rizka yang telah tertunggak selama setahun, sebesar Rp 1.200.000. Karena tidak memiliki motor, anak-anak harus berjalan kaki ke sekolah, tanpa uang saku.
Pada Selasa, 12 November 2024, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sumatera Barat hadir memberikan bantuan untuk Ibu Diana dan keluarganya. Melalui berbagai program, IZI memberikan bantuan modal usaha berupa uang tunai, mempercantik gerobak sate dengan sanduk dan stiker, serta bantuan kesehatan berupa multivitamin herbal untuk menunjang kesehatan Ibu Diana. Selain itu, mereka juga menerima paket nasi bungkus untuk dinikmati bersama keluarga dan santunan khusus bagi Atta dan Rizka sebagai penghargaan atas hafalan Al-Qur’annya.
Dengan penuh haru, Ibu Diana menyampaikan rasa terima kasihnya, “Terima kasih, donatur IZI, yang telah begitu perhatian dan membantu saya sekeluarga. Semoga donatur dimurahkan rezekinya, dilancarkan segala usahanya, dan dipanjangkan umurnya. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.” Bantuan ini menjadi secercah harapan agar Ibu Diana dan keluarganya dapat bangkit dari keterbatasan yang mereka hadapi.
Leave a Reply