Surabaya (15/5/25) – Aris Taufan, seorang pria berusia 41 tahun asal Banyuwangi, telah lama mengalami gangguan penglihatan di kedua matanya. Karena keterbatasan ekonomi, kondisi matanya terabaikan dan belum mendapatkan penanganan medis. Aris sempat merantau ke berbagai daerah untuk memperbaiki nasib hingga akhirnya menetap di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, bersama istri dan anaknya. Ia bekerja sebagai buruh pengantar tahu dari pabrik ke pasar, sementara istrinya membantu mencukupi kebutuhan keluarga dengan berjualan sayur di depan rumah.
Beberapa bulan terakhir, Aris merasakan penglihatannya semakin memburuk hingga akhirnya mata kanannya tidak bisa melihat sama sekali. Dengan tekad untuk sembuh, Aris memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Banyuwangi seorang diri tanpa membawa keluarga. Berbekal uang pas-pasan untuk ongkos, ia berharap bisa mendapatkan pengobatan yang lebih memadai dengan dukungan sanak saudara. Setibanya di Banyuwangi sehari sebelum Ramadan, pamannya, Hariyanto, langsung membawanya ke RS Al Huda untuk pemeriksaan awal.
Dari hasil observasi dokter spesialis mata di RS Al Huda, diketahui bahwa pupil mata kanan Aris tertutup dan ia dirujuk ke RS Mata Undaan Surabaya. Karena proses pemindahan BPJS dari Mamuju ke Banyuwangi masih berlangsung, Aris sementara harus menjalani jalur umum. Setelah berembuk, keluarga sepakat untuk melanjutkan pengobatan di Surabaya setelah lebaran. Pada (8/4/25), Aris dan pamannya berangkat ke Surabaya. Di RS Mata Undaan, dokter mendiagnosis dua permasalahan utama: katarak dan kerusakan saraf mata. Operasi katarak dijadwalkan satu minggu kemudian.
Pada (18/4/25), Aris menjalani operasi katarak yang berlangsung lancar. Setelahnya, ia harus menjalani masa pemulihan dan kontrol berkala. Saat menunggu antrean obat, Aris dan pamannya bertemu dengan Mujayin, pasien asal Banyuwangi yang juga tengah berobat di rumah sakit yang sama. Dari perbincangan santai, mereka mengetahui tentang keberadaan Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI – YBM PLN Surabaya. Setelah memastikan informasi melalui call center, Aris dan pamannya akhirnya mendapatkan izin untuk tinggal sementara di rumah singgah tersebut.
Aris merasa sangat terbantu dengan adanya RSP IZI – YBM PLN Surabaya. Selama masa pemulihan, ia tidak lagi khawatir soal tempat tinggal maupun kebutuhan sehari-hari. “Alhamdulillah, saya lega sekali. RSP ini sangat membantu kami selama proses pengobatan di Surabaya. Terima kasih kepada para donatur dan pengurus rumah singgah. Semoga Allah membalas semua kebaikan ini,” ucap Aris penuh syukur. Saat ini, Aris masih dalam tahap pemulihan pasca operasi katarak dan akan menjalani observasi lanjutan untuk penanganan saraf mata yang rusak.
Leave a Reply