Kalimantan Timur – Kehilangan kaki kanan akibat kecelakaan adalah cobaan besar yang tak pernah dibayangkan oleh Farhan. Di usianya yang masih muda (17 tahun), ia harus menghadapi kenyataan pahit ini dengan ketabahan luar biasa.
Farhan tinggal bersama ibunya di daerah pelosok Kabupaten Tanah Grogot, jauh dari fasilitas kesehatan yang memadai. Setelah ditangani di rumah sakit daerah, kondisinya yang kritis mengharuskan ia dirujuk ke rumah sakit di Kota Balikpapan untuk penanganan lebih lanjut.

Bagi ibunya, perjuangan tak hanya soal menyelamatkan Farhan. Ia juga harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak memiliki siapa pun di kota, tidak tahu ke mana harus pergi, dan tidak memiliki biaya untuk tempat tinggal selama pengobatan.
Di titik terendah itu, kehadiran Rumah Singgah Pasien menjadi jawaban dari doa-doa mereka. “Alhamdulillah, Mbak, saya banyak ditolong orang. Sampai akhirnya saya bisa tinggal di rumah singgah ini. Saya sangat bersyukur,” ujar Ibu Farhan penuh haru pada tim, jumat (13/6).
Rumah singgah menjadi tempat bernaung yang aman dan nyaman bagi Farhan dan ibunya selama proses pengobatan berlangsung. Di sinilah mereka mendapatkan bukan hanya tempat tinggal, tapi juga dukungan moral dan semangat dari sesama pasien dan para relawan. Kini Farhan masih menjalani rangkaian tindakan medis pasca-operasi. Meski perjalanannya belum selesai, kehadiran rumah singgah membuat langkah mereka terasa lebih ringan. Farhan tetap tegar dan ibunya tidak lagi merasa sendirian dalam perjuangan ini.
Leave a Reply