IZI-ers, kali ini kita akan melanjutkan pembahasan kita yang sebelumnya mengenai beberapa adab dalam bersedekah. Hal ini penting sekali diperhatikan agar sedekah kita diterima oleh Allah dan tidak bernilai sia-sia karena tidak mematuhi adabnya. Sayang sekali kan jika sedekah yang kita keluarkan ternyata tidak mendapat balasan pahala dari Allah?
Ini dia lanjutannya:
- Lebih utama merahasiakan sedekah
Sebenarnya tidak ada masalah jika kita ingin memperlihatkan sedekah kita (bukan dengan maksud atau niat untuk pamer), namun jika kita menyembunyikannya adalah lebih baik.
اِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۚ وَاِنْ تُخْفُوْهَا وَ تُؤْتُوْهَا الْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۗ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّاٰتِكُمْ ۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ “Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 271)
Lagi-lagi kita tidak perlu memperdebatkan orang-orang yang kemudian menampakkan sedekahnya. Karena yang membuat sedekah kita diterima atau tidak, kembali lagi kepada niat di awal. Bisa jadi orang tersebut menampakkan sedekahnya dengan tujuan orang akan termotivasi dan ikut bersedekah. Apalagi jika orang tersebut merupakan seorang publik figur yang memiliki banyak followers di akun media sosialnya.
6. Tidak mengambil kembali sedekah yang telah dikeluarkan
Memangnya ada orang yang bersedekah kemudian meminta kembali sedekahnya tersebut?
Meskipun tidak banyak, tapi orang-orang sepeti ini juga sebenarnya ada di sekitar kita. Dan ini merupakan perbuatan buruk yang tidak patut untuk ditiru. Bahkan perbuatan seperti ini diibaratkan dengan anjing yang menjilat muntahannya.
Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Permisalan orang yang mengambil kembali sedekahnya, seperti seekor anjing yang muntah kemudian ia menjilat dan memakan kembali muntahannya.” (HR Muslim No 3048)
7. Lebih utama sedekah dalam kondisi sehat
Kita juga dianjurkan menyegerakan bersedekah saat sedang sehat. Jangan menunda-nundanya hingga ajal sudah menjelang.
Berapa banyak orang yang akhirnya menyesal karena semasa hidupnya menahan diri dari bersedekah namun ternyata Allah memanggilnya sebelum ia sempat menyedekahkan hartanya?
Abu Hurairah ia berkata; Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimanakah yang paling besar pahalanya?” maka beliau pun menjawab: “Yaitu kamu bersedekah saat sehat, kikir, takut miskin dan kamu berangan-angan untuk menjadi hartawan yang kaya raya. Dan janganlah kamu lalai hingga nyawamu sampai di tenggorokan dan barulah kamu bagi-bagikan sedekahmu, ini untuk si Fulan dan ini untuk Fulan. Dan ingatlah, bahwa harta itu memang untuk si Fulan.” (HR Muslim No 1713)
Sedekah setelah kebutuhan wajib terpenuhi (tidak membiarkan keluarga terkatung-katung, karena kita memaksa diri untuk bersedekah padahal kebutuhan utama belum terpenuhi)
Sebelum bersedekah ke pada orang lain, ada baiknya kita juga memerhatikan diri sendiri dulu. Bukan untuk egois, tapi tubuh kita juga perlu dipenuhi hak-haknya. Jangan sampai karena saking pinginnya mendapatkan pahala bersedekah, kita sampai dzalim kepada diri sendiri dan anggota keluarga kita.
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam berkata,: “Shadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi tanggunganmu”. (HR Bukhari No 1337)
Itu dia IZI-ers beberapa adab lain dalam bersedekah. Semoga dapat kita amalkan dalam kehidupan. (SH/RI)
Leave a Reply