IZI-ers, seorang ibu biasa dikenal dengan kebesaran kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Seorang ibu telah merawat kita dengan penuh kesabaran pada masa kehamilan dan berani berjuang dengan mengorbankan nyawanya sendiri demi melahirkan anak-anaknya ke dunia ini.
Apakah setelah itu perjuangan ibu berhenti? Tentu saja tidak.
Seorang ibu harus berjuang memenuhi hak anak-anaknya. Memberikan Asi, mengurus segala keperluan anak-anaknya, bahkan ada juga yang hingga dewasa selalu dilayani ibunya sendiri.
Di dalam Islam, seorang ibu memiliki kemuliaan yang besar. Bahkan Rasulullah menyebutkan nama ibu, ibu dan ibu sebelum menyebutkan kata ayah dalam sebuah hadits yang menyebutkan tentang siapa kita harus berbakti.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوكَ
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dia berkata; “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sambil berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “kemudian siapa lagi?” beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” dia menjawab: “Kemudian ayahmu.” (HR Bukhari No 5514)
Namun tahukah IZI-ers, jika kasih sayang ibu terkenal sebegitu besarnya, ternyata ada yang memiliki kasih sayang yang lebih besar daripada kasih sayang ibu.
Kasih sayang siapakah yang dimaksud? Simak hadits berikut ini:
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ أَنَّهُ قَالَ
قَدِمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْيٍ فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنْ السَّبْيِ تَبْتَغِي إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَرَوْنَ هَذِهِ الْمَرْأَةَ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ قُلْنَا لَا وَاللَّهِ وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَطْرَحَهُفَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا
Dari ‘Umar bin Al Khaththab bahwasanya dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Tiba-tiba ada seorang perempuan dari mereka mencari bayinya dalam kelompok tawanan itu, maka ia mengambil dan membuainya serta menyusuinya. Melihat hal itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada kami: ‘Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api? ‘ Kami menjawab; ‘Demi Allah, sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.’ Lalu Rasulullah bersabda: ‘Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.'” (HR Muslim No 4947)
Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa kasih sayang Allah lebih besar daripada kasih sayang seorang ibu?
Pernahkah dalam hati bertanya-tanya, bagaimana cara kita bernafas dan bagaimana kita melihat, padahal kita tidak pernah meminta?
Atau coba lihat dari hal-hal kecil yang dapat kita rasakan secara langsung. Seperti Diciptakan-Nya pergantian pagi dan malam. Pagi dipergunakan untuk bekerja dan malam untuk beristirahat. Allah tidak menciptakan langit pagi terus atau malam terus karena Allah tahu tubuh kita membutuhkan waktu untuk istirahat dan bekerja. Allah selalu memberikan apa-apa yang kita butuhkan tanpa perlu kita meminta-Nya.
Masih banyak hal lain yang sebenarnya dapat membuka mata dan hati untuk dapat melihat kebesaran dan kasih sayang-Nya yang tak terbatas.
Bahkan ketika kita melakukan dosa yang tak terhingga pun, Allah selalu memberikan kesempatan bagi hamba-hamba-Nya untuk bertaubat. Itu karena besarnya kasih sayang Allah. DIA tidak ingin hamba-Nya menjadi penghuni neraka, itulah sebabnya Allah senantiasa memberikan hamba-Nya kesempatan, lagi dan lagi. Hanya saja sebagian dari kita tidak bersyukur dan bahkan tidak menyadari kasih sayang Allah ini. (SH/RI)
Leave a Reply