IZI-ers, tahu kan kalau di kereta atau busway ada yang namanya kursi prioritas? Kalau di bioskop atau konser ada yang namanya kursi VIP atau VVIP? Intinya, ada orang-orang yang diutamakan di antara orang lainnya. Nah, ternyata sebagai muslim pun ada lho muslim yang lebih utama dari yang lainnya. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini…
Menjadi seorang muslim tidaklah cukup hanya mementingkan hubungan seseorang dengan Allah saja, tetapi juga sangat penting untuk menjaga hubungan dengan orangtua, keluarga dan juga sesama bahkan alam semesta serta isinya.
Tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk beribadah secara berlebih-lebihan. Oleh sebab itu, ketika pernah ada sahabat yang berlebihan-lebihan dalam hal beribadah maka Rasulullah akan langsung menegurnya.
Dari Anas radliallahu ‘anhu, mengatakan; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyambung akhir bulan (untuk tetap berpuasa) sehingga sahabat lain menyambungnya (wishal). Berita ini sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau bersabda; “Kalaulah bulan dipanjangkan bagiku, niscaya kulakuan puasa wishal, sehingga orang-orang yang berlebihan dalam beragama meninggalkan kebiasaan berlebih-lebihannya, Sungguh aku tidak seperti kalian, Tuhanku senantiasa memberiku makan dan minum.” (HR Bukhari No 6700)
Bukan berarti memperbanyak ibadah tidak diperbolehkan. Sangat boleh, namun jika sudah berlebihan dalam mengejar akhirat hingga mengabaikan kewajibannya di dunia, hal inilah yang tidak diperbolehkan.
Misalkan ada seorang kepala keluarga yang memutuskan untuk resign dari perusahaan dan hanya ingin fokus beribadah kepada Allah. Setiap hari tujuannya hanyalah rumah dan masjid sehingga mengabaikan kewajiban untuk menafkahi anak-istrinya. Inilah contoh ibadah berlebihan yang tidak boleh dilakukan.
Karena keutamaan seorang muslim bukan hanya dilihat dari sisi seberapa banyak ibadah yang dilakukan semata, namun juga bagaimana muamalahnya dengan orang-orang di sekitarnya.
Dalam sebuah hadits disebutkan mengenai siapakah yang paling utama dalam berIslam. Rasulullah tidak menyebutkan orang yang paling banyak shalat sunnahnya, paling rajin puasanya, yang paling banyak sedekahnya, atau yang lain. Tapi Rasulullah menyebutkan, bahwa yang paling utama dalam berIslam adalah orang yang di mana kaum muslimin selamat dari cercaan lisannya dan gangguan tangannya.
Dari Abu Musa dia berkata, aku berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah yang paling utama dalam berIslam?” Beliau menjawab: “Orang yang mana kaum muslimin selamat dari cercaan lisannya dan gangguan tangannya.” (HR Muslim No 59)
Jadi, jika seorang muslim sudah merasa telah banyak ibadahnya namun tangan dan lisannya masih menyakiti orang lain, maka dia belum dapat menjadi seorang muslim yang sebenarnya.
Oleh sebab itu, mari mencoba menjadi muslim yang mampu menahan tangan dan lisannya dari menyakiti orang lain. (SH/RI)
Leave a Reply