“Sesungguhnya Allah telah menghilangkan dari kalian kesombongan jahiliyah, kalian seluruhnya anak keturunan Adam, dan Adam dari tanah” (HR Abu Dawud no 5116 dan At-Tirmidzi no 3270).
Ada orang yang membanggakan garis keturunannya, dari darah ningrat, suku tertentu, bahkan juga membanggakan keturunannya terhubung dengan sahabat Rasulullah. Padahal hal tersebut tidak memuliakan dia sama sekali.
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kalian” (QS Al-Hujurat: 13)
Bahkan di akhirat kelak semua persaudaraan dan hubungan darah sudah tidak ada artinya.
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya” (QS Abasa : 34-36)
Lantas bagaimana cara mengatasi rasa ujub jika ternyata sudah ada rasa ujub di dalam hati?
Berikut ini adalah tips agar dapat mengatasi rasa ujub:
- Menyadari bahwa setiap amalan yang dilakukan semuanya atas kehendak Allah
Orang yang ujub mungkin sedang lupa, bahwa apa yang dilakukan termasuk dalam hal beramal atau lainnya tidak lepas dari kehendak Allah.
“Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.”
(QS. An-Nahl [16] : 53)
2. Tawadhu’
Lawan dari sifat sombong adalah tawadhu’. Tawadhu’ adalah merendahkan diri di hadapan Allah dan juga rendah hati kepada sesama manusia. Tidak merasa bahwa diri lebih baik dari orang lain dan menyadari bahwa di luar sana masih banyak orang lain yang melakukan amalan yang lebih baik dan lebih banyak. Sifat tawadhu’ memiliki keutamaan di sisi Allah, yakni akan ditambah kemuliaannya.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sedekah itu, pada hakikatnya tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seorang memberikan maaf, kecuali ia akan semakin bertambah mulia. Dan tidaklah seorang yang tawadhu’ karena Allah, kecuali Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR Tirmidzi No 1952)
- Mengingat ancaman dari sifat ujub
Untuk apa dan siapa amalan itu disombongkan? Adakah dengan ujub dapat membuat diri menjadi lebih baik? Tentu saja tidak. Terkadang memang perlu mengingat tentang pedihnya balasan jika berbuat dosa agar diri tidak berani melakukan dosa tersebut.
Dari Haritsah bin Wahb ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang keras hati dan sombong.” (HR Abu Daud No 4168)
- Berdo’a
Siapapun tidak pernah tahu bagaimana kondisi keimanan dirinya maupun orang lain bahkan dalam waktu satu detik ke depan. Itulah sebabnya sangat penting untuk senantiasa berdo’a dan meminta kepada Allah agar hati ditetapkan di jalan-Nya. Jangan sampai diri terlena oleh amalan-amalan yang sebenarnya tak akan mampu membawa diri ke surga jika tanpa rahmat-Nya. Inilah do’a yang sering Rasulullah baca.
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik” artinya ‘Wahai Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’ (HR. Tirmidzi)
Semoga Allah melindungi diri dari sifat ujub. (SH/RI)
Leave a Reply