“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.”(Q.S. Al Anfal 8: 2-3)
Mengaku beriman tapi enggan bersedekah sama saja dengan seorang yang mengaku mahasiswa tapi tak pernah masuk kelas maupun ikut ujian, tidak terbukti kebenaran imannya. Dalam ayat di atas kita dijelaskan bahwa seseorang yang beriman setidaknya memiliki 5 ciri:
- Bergetar hati saat disebut nama Allah
Pernahkah hati tergetar saat mendengar nama seseorang disebutkan? Misalkan saat seorang penyanyi idola datang dari luar negeri, saking nge-fansnya, ada yang sampai pingsan atau bergetar tubuhnya ketika melihat sang idola di depan matanya.
Nah, demikianlah seharusnya kita saat mendengar nama Allah disebut berulang-ulang, ada perasaan tergetar, haru, bahagia, dan sekaligus juga takut. Campuran perasaan ini membuktikan bahwa diri kita memiliki keimanan dalam hati.
- Bila dibacakan ayat Allah, bertambah keimanannya
Satu lagi ciri seorang mukmin adalah bertambah tebalnya keimanan ketika mendengar ayat Allah dibacakan. Baik itu ayat yang berupa hal ghoib (surga, neraka, jin, malaikat), hukum dunia, balasan akhirat, maupun ayat lainnya. Sebaliknya, seseorang yang tak memiliki keimanan, atau imannya begitu tipis, maka mendengar ayat qur’an baginya tidak lebih mengasyikkan daripada mendengar lagu atau kidung.
- Bertawakal pada Allah
Seorang yang beriman pada Allah akan bersikap tawakal atau mempercayakan Allah sebagai wakil dari segala persoalan hidupnya. Ia akan bersikap pasrah sebagaimana seorang bayi baru lahir yang tak bisa apa-apa dan hanya mempercayakan dirinya kepada ibu yang telah melahirkannya saja. Demikianlah seorang yang beriman, lebih lagi pasrahnya pada Allah, karena ia sadar tak bisa apa-apa tanpa pertolongan Allah.
- Mendirikan shalat
Mengaku beriman namun tidak mendirikan shalat merupakan hal konyol dan munafik. Seorang yang beriman bisa dipastikan akan senantiasa menuruti perintah Allah untuk mendirikan shalat. Bahkan tak sekadar shalat 5 waktu sehari semalam, namun juga menegakkan nilai-nilai shalat dalam kehidupannya sehari-hari, seperti: Disiplin, fokus, menaklukkan rasa malas, dan lain sebagainya.
- Menafkahkan sebagian rezeki yang Allah berikan
Terakhir, ciri keimanan yang tak kalah pentingnya adalah menafkahkan sebagian rezeki yang Allah berikan pada diri kita. Seseorang yang keimanannya benar, tidak akan kesulitan untuk berbagi, ia paham bahwa ada bagian dari hartanya yang merupakan hak orang miskin, yatim, fii sabilillah, dan ghorimin.
Bagaimana jika ada orang yang tampak sholeh sekali namun pelit untuk bersedekah? Ini menunjukkan kecacatan iman. Bagaimana pun, bersedekah adalah lambang keimanan yang tak bisa ditawar-tawar. Bahkan Rasulullah dan para sahabat beliau dari yang kaya sampai yang miskin pun sudah pasti berlomba-lomba untuk bersedekah dengan apapun yang mereka bisa sedekahkan.
Jelas bahwa orang beriman sudah pasti akan bersedekah, sepasti matahari terbit dari arah timur. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita membuktikan keimanan dengan sedekah? (SH)
Leave a Reply