“Barangsiapa yang menjenguk orang yang sedang sakit, dia senantiasa berada pada khurfah (kebun) di surga, hingga dia kembali ke rumahnya.” (Diriwayatkan Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi).
Menjenguk orang yang sedang sakit merupakan salah satu hak muslim terhadap muslim yang lainnya. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan ketika menjenguk terdapat adab-adab yang sebaiknya dilakukan, di antaranya:
- Meruqyah orang yang sakit
Menjenguk orang sakit tidak cukup jika hanya datang, berbincang lantas berpamitan pulang. Salah satu hal yang dapat dicoba untuk dilakukan adalah dengan membacakan ayat-ayat ruqyah kepada yang dijenguk, sebagaimana yang biasa Rasulullah lakukan.
Dari Abdul Aziz dia berkata; “Aku dan Tsabit pernah mengunjungi Anas bin Malik, lalu Tsabit berkata; “Wahai Abu Hamzah, aku sedang menderita suatu penyakit.” Maka Anas berkata; “Maukah kamu aku ruqyah dengan ruqyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” dia menjawab; “Tentu.” Anas berkata; “ALLAHUMMA RABBAN NAASI MUDZHIBIL BA`SA ISYFII ANTA SYAAFI LAA SYAAFIYA ILLA ANTA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Ya Allah Rabb manusia, dzat yang menghilangkan rasa sakit, sembuhkanlah sesungguhnya Engkau Maha Penyembuh, tidak ada yang dapat menyembuhkan melainkan Engkau, yaitu kesembuhan yang tidak menyisakan rasa sakit).”(HR Bukhari no 5301)
- Boleh menjenguk yang bukan mahram selama aurat tertutup
Wanita dibolehkan menjenguk laki-laki yang sedang sakit meskipun mereka bukan mahramnya. Akan tetapi, dengan beberapa syarat seperti aman dari fitnah, menutup aurat, dan tidak bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan. Jika syarat ini terpenuhi, maka seorang wanita dibolehkan menjenguk laki-laki yang bukan mahramnya atau sebaliknya, laki-laki menjenguk wanita. Rasulullah pun dulu pernah menjenguk seorang wanita yang sakit.
Dari Ummu Al ‘Ala` ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjengukku sementara aku sedang sakit. Kemudian beliau berkata: “Bergembiralah wahai Ummu Al ‘Ala`, karena sesungguhnya sakit seorang mukmin karena Allah menghilangkan dosa-dosanya sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak.”(HR Abu Daud no 2688)
- Mendoakan pasien dan menyemangatinya untuk berhusnudzon pada Allah
Selain mendo’akan, kita juga perlu memberikan motivasi kepada orang yang tengah sakit agar tetap semangat dalam menghadapi nikmat sakitnya. Agar jika Allah memanggilnya lantaran sakit yang diderita, ia tetap dalam keadaan berkhusnudzon kepada Allah.
Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjenguk seorang Arab badui, Ibnu Abbas melanjutkan; “Setiap kali beliau menjenguk orang sakit, maka beliau akan mengatakan kepadanya: “Tidak apa-apa, Insya Allah baik-baik saja.” Ibnu Abbas berkata; lalu aku bertanya; “Baik?!, tidak mungkin, sebab penyakit yang di deritanya adalah demam yang sangat kritis, yang apabila diderita oleh orang tua akan menyebabkannya meninggal dunia.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu, memang benar.”(HR Bukhari no 5224)
- Membantu talqin jika kondisi pasien sudah sakaratul maut
Ketika melihat orang yang sakit tengah berada menghadapi sakaratul maut, bantulah ia agar mengucapkan kalimat talqin.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Talqinkanlah orang yang akan mati dengan kalimat laa ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah).” (Diriwayatkan Muslim, Ahmad, At Tirmidzi, An Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Itulah beberapa adab ketika menjenguk orang yang sakit. Jika ada orang di sekitar yang sakit, maka jenguklah. Karena dengan demikian kita tidak hanya membantu mereka agar lebih semangat menghadapi rasa sakit, namun juga dapat memperoleh balasan yang baik dari Allah. (SH/RI)
Leave a Reply