Kalau hukumnya hanya sunah, bukan wajib… biasanya orang-orang agak ‘mengabaikannya’. “Ah, hukumnya cuma sunah kok… ditinggalkan tidak berdosa, biarin saja deh kalau begitu.”
Padahal, sesuatu yang hukumnya sunah… jika ditinggalkan maka kita akan merugi karena tidak memperoleh reward yang dijanjikan. Salah satu sunah yang populer di bulan Ramadhan adalah shalat Tarawih, yakni qiyam Ramadhan. Pekan pertama Ramadhan biasanya sesak oleh para jama’ah shalat Tarawih, akan tetapi lama-lama kepadatan jama’ah mulai mengendur dikarenakan ada kesibukan bikin kue lebaran, belanja baju lebaran, dan lain sebagainya.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam shalat di masjid suatu malam, maka orang-orang pun ikut shalat di belakang beliau. Kemudian beliau shalat lagi di malam berikutnya. Maka orang-orang yang ikut pun semakin banyak. Kemudian mereka berkumpul di masjid di malam yang ketiga atau keempat. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak keluar. Ketiga pagi hari beliau bersabda: aku melihat apa yang kalian lakukan semalam. Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar kecuali aku khawatir shalat tersebut diwajibkan atas kalian”. Perawi mengatakan: “itu di bulan Ramadhan” (HR. Bukhari no. 1129, Muslim no. 761)
Memang benar Tarawih tidak wajib, tetapi keutamaannya dahsyat. Berikut ini keutamaan shalat tarawih yang perlu diketahui agar termotivasi untuk tidak meninggalkannya walau satu malam pun:
- Mendapat ampunan dosa-dosa terdahulu
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memotivasi orang-orang untuk mengerjakan qiyam Ramadhan, walaupun beliau tidak memerintahkannya dengan tegas. Beliau bersabda: “Orang yang shalat tarawih karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no. 2009, Muslim no. 759).
- Seakan-akan mengerjakan shalat semalam suntuk
Aku pernah berkata: wahai Rasulullah, andaikan engkau menambah shalat sunnah bersama kami malam ini! Maka Nabi bersabda: “sesungguhnya seseorang yang shalat bersama imam sampai selesai, ditulis baginya pahala shalat semalam suntuk” (HR. Tirmidzi no. 806, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
- Termasuk golongan shiddiqin dan syuhada
Datang seseorang dari gurun kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, ia berkata: aku bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwasanya engkau adalah utusan Allah. Aku shalat 5 waktu, aku puasa Ramadhan dan mengerjakan qiyam Ramadhan, dan aku membayar zakat. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “orang yang mati di atas ini semua, maka ia termasuk shiddiqin dan syuhada” (HR. Ibnu Khuzaimah no. 2212, Ath Thabrani dalam Musnad Asy Syamiyyin no.2939, dishahihkan Al Albani dalam Qiyamu Ramadhan, 18). (SH)
Leave a Reply