Baik atau buruknya seseorang bisa bergantung pada teman-teman dan lingkungannya. Jika pergaulannya itu baik, in shaa Allah maka orang tersebut dapat menjadi baik. Namun jika pergaulannya buruk, maka bisa juga seseorang terbawa menjadi buruk. Itu sebabnya, berkawan dengan orang-orang yang dekat dengan Allah sangat diperlukan, agar ada yang mengingatkan saat diri berbuat kesalahan.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka …” (QS. Al-Kahfi[18]: 28)
“Orang-orang yang menyeru Rabb-nya” pada ayat di atas memiliki dua makna, yaitu (1) mereka yang berdoa dan berdzikir kepada Rabbnya, dan (2) mereka yang beribadah kepada Rabbnya. (At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Surat Al-Kahfi, hlm. 123)
Inilah keuntungan mempunyai teman yang mengingatkan pada Allah:
1. Mendapat nasihatnya
Orang-orang yang shalih biasanya tidak akan ragu untuk menegur atau mengingatkan saudara seimannya yang berbuat kesalahan dengan cara yang baik. Berbeda dengan orang yang buruk, melihat orang lain bermaksiat, akan membiarkannya saja, bahkan bisa jadi mereka malah mendukungnya untuk berbuat yang lebih buruk lagi.
Kisah persahabat Abu Darda dan Salman yang satu ini mungkin bisa dijadikan bukti bahwa bersahabat dengan orang baik memiliki manfaat yang baik.
Ketika Abu Darda’ bangun hendak mengerjakan shalat malam, Salman berkata lagi kepadanya, ‘Tidurlah!’ Hingga pada akhir malam, Salman berkata, ‘Bangunlah!’ Lalu mereka shalat bersama-sama. Setelah itu, Salman berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya bagi Rabbmu ada hak, bagi dirimu ada hak, dan bagi keluargamu juga ada hak. Karenanya, penuhilah masing-masing hak tersebut.’
Kemudian Abu Darda’ mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menceritakan apa yang baru saja terjadi. Beliau lantas bersabda, ‘Salman benar.’” (HR. Bukhari, no. 1968)
2. Mendapat doanya
Salah satu hal positif yang akan diperoleh ketika bersahabat dengan orang-orang shalih adalah mereka akan saling mendo’akan dalam kebaikan satu sama lain. Bahkan jika seorang muslim mendo’akan saudaranya dan saudaranya tersebut tidak mengetahuinya maka do’a tersebut menjadi do’a yang mustajab.
‘Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya pada saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata, ‘Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.””
Shafwan pun mengatakan, “Saya bertemu Abu Darda’ di pasar, lalu Abu Darda’ mengatakan sebagaimana istrinya tadi. Abu Darda’ mengatakan bahwa dia menukilnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim, no. 2733)
3. Seseorang akan bersama sahabat atau orang yang dicintainya
Kelak kita akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang kita cintai. Sekarang coba lihat, siapa orang atau golongan yang kita cintai di dunia ini? Apakah ahli ibadah atau ahli maksiat? Siapkah kita kelak bersama berkumpul dengan orang yang kita cintai saat ini?
“Ada yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Ada seseorang yang mencintai suatu kaum, namun ia tak pernah berjumpa dengan mereka.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, ‘Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” (HR. Bukhari, no. 6170 dan Muslim, no. 2640)
Kehidupan di dunia hanyalah sementara. Jika tidak dapat memanfaatkannya untuk kebaikan, maka keburukan akan menguasai diri seseorang. Dengan memiliki teman atau saudara seiman yang taat, semoga Allah menaungi kita dengan cahaya-Nya dan senantiasa membimbing kita di jalan yang DIA ridhai. (SH/RI)
Leave a Reply