Islam begitu sempurna, hingga hal yang terlihat remeh pun ada aturannya. IZI-ers, sudah tahukah apa saja yang menjadi adab bercanda dalam Islam? Cek 5 poin berikut ini:
- Tidak tertawa berlebihan
Bercanda itu boleh, akan tetapi tertawa berlebihan itu dilarang. Ada kalanya kita bercanda hingga memancing tawa yang berlebihan, hingga buang air di celana misalnya, atau terpingkal-pingkal hingga perut kram.
“Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum.” (Hadits dari Aisyah Radiyallaahu ‘anha)
Lagipula berlebihan dalam tertawa bisa mematikan hati. Sebagaimana sabda Rasulullah:
”Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.’‘ (HR at-Tirmidzi).
- Tidak berbohong meski untuk melucu
Bercanda merupakan hal yang menyenangkan, akan tetapi jangan sampai mengatakan suatu kebohongan hanya dengan alasan bercanda.
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai, Rasulullah! Apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.
Rasulullah shalallaahu alaihi wassalaam bersabda, ”Sesungguhnya aku juga bercanda, namun aku tak mengatakan kecuali yang benar.” (HR ath-Thabrani).
Bahkan orang yang hobi berbohong untuk melucu mendapat ancaman keras:
“Celakalah bagi orang yang bercerita kemudian berdusta agar membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud 4990, Tirmidzi 2315, Ahmad 5/5-6, Darimi 2/382, Hakim 1/46)
- Tidak menakut-nakuti meski untuk bercanda
Ada orang yang menakut-nakuti hanya untuk candaan. Misalnya menyamar menjadi hantu, menyamar menjadi penjahat, dan akibatnya sungguh mengerikan… ada yang tertabrak kendaraan saking ketakutannya, ada yang terluka karena bercanda menakut-nakuti.
Rasulullah bersabda, ”Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya baik bercanda maupun bersungguh-sungguh.” (HR Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Dalam hadis lainnya, Nabi SAW bersabda, ”Tidak halal bagi seorang Muslim membuat takut Muslim yang lain.” (HR Abu Dawud).
- Tidak menjadikan Agama sebagai bahan candaan
Hindari candaan yang berhubungan dengan agama atau ajaran agama. Baik agama Islam ataupun lainnya, karena ini adalah perkara serius yang tidak boleh dijadikan bahan candaan. Termasuk mengenai hal serius lainnya: Pernikahan dan perceraian.
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah. ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?”
“Tiga hal yang bila dikatakan dengan sungguh-sungguh akan jadi dan bila dikatakan dengan main-main akan jadi pula, yaitu nikah, talak dan rujuk.” (HR Ibnu Majah)
- Tidak menghina atau mengolok orang lain
Dilarang pula mengghibah atau menghina orang lain hanya demi memancing tawa. Jadilah kreatif jika ingin bercanda, jangan malah bahan buli dijadikan bahan candaan.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zholim.” (QS. al-Hujurot[49]: 11)
Demikianlah adab canda dalam Islam, yang memang telah ditetapkan agar kita tidak berlebihan dalam bersenda gurau. Semoga bermanfaat. (SH)
Leave a Reply