Memutus silaturahmi itu sangat mudah, tinggal mencari kesalahan kerabat, tidak menyapa dan tidak menghubunginya lagi. Jadilah kita pemutus silaturahmi
Bentuk menghubungkan silaturahmi memang ada banyak ragamnya:
Imam Nawawi rahimahullah berkata, bahwa shilaturrahmi adalah, “Berbuat baik kepada kerabat sesuai dengan keadaan orang yang berbuat baik dan orang yang menerima perbuatan baik itu. Terkadang shilaturrahmi itu dengan harta, jasa, mengunjungi, ucapan salam dan lainnya”. [Lihat Syarh Nawawi 1/287; Kamus Fiqih 1/145, karya Dr. Sa’di Abu Habib; Maktabah Syamilah]
Imam al-‘Aini rahimahullah berkata, “Shilaturrahmi adalah kinâyah (ungkapan lain yang lebih halus-red) dari berbuat baik kepada kerabat dari kalangan orang-orang yang memiliki hubungan nasab (keturunan-red) dan pernikahan, bersikap sopan dan lemah-lembut kepada mereka, serta memperhatikan keadaan mereka. Walaupun mereka jauh dan berbuat buruk. Adapun qath’urrahmi (memutuskan persaudaraan) adalah memutuskan hal-hal yang disebutkan di atas (dengan tanpa alasan syari’at-pen)”. [Syarh Shahih al-Bukhari]
Silaturahmi menjadi sangat penting, sebab sesama manusia membutuhkan satu dengan yang lainnya. Jika orang gemar memutuskan silaturahmi, secara otomatis akan sangat sedikit orang yang akan membantunya ketika tengah Allah berikan cobaan atau timpakan musibah kepada orang tersebut. Bukan hanya itu, memutuskan silaturahim juga ternyata dapat menimbulkan dosa-dosa besar.
Berikut balasan karena memutus silaturahmi:
- Mendapat hukuman dunia akhirat
Orang yang gemar memutuskan silaturahim, tidak hanya mendapatkan hukuman di dunia saja, tetapi sljuga sampai ke akhirat. Hukuman di dunia mungkin tidak terlihat secara langsung ya. Ada yang kemudian terasa susah ketika mencari rezeki, pendek umur, dan lainnya. Sementara hukuman di akhirat jelas lebih pedih.
“Tidak ada satu dosa yang lebih pantas untuk disegerakan hukuman bagi pelakunya di dunia bersamaan dengan hukuman yang Allah siapkan baginya di akhirat daripada baghyu (kezhaliman dan berbuat buruk kepada orang lain) dan memutuskan kerabat.” (HR Bukhari)
- Balasan jahanam
Balasan berikutnya adalah balasan neraka jahanam ketika di akhirat nanti. Simak firman Allah berikut:
“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” (QS: Ar-Ra’d: 25)
Lihatlah? Karena seseorang memutuskan apa yang sudah Allah hubungkan, kelak akan di tempatkan di seburuk-buruknya tempat, yakni neraka jahanam. Na’udzubillah.
- Ancaman tidak akan masuk surga
Bagi pemutus silaturahmi jangan pernah berharap memperoleh surga ya. Sebab surga tidak diperuntukkan bagi orang yang memutuskan persaudaraan. Rasulullah bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (persaudaraan).” (HR. Bukhari)
- Terputus dari kasih sayang Allah
Allah memiliki sifat yang Rahman dan Rahim. Setiap muslim mengetahuinya. Namun hal ini tidak berlaku bagi pemutus silaturahmi. Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya (kata) rahim diambil dari (nama Allâh) ar-Rahman. Allah berkata, “Barangsiapa menyambungmu (rahmi/kerabat), Aku akan menyambungnya; dan barangsiapa memutuskanmu, Aku akan memutuskannya”. (HR. Bukhari)
Sangat rugi kan orang-orang yang memutuskan silaturahmi itu? Jadi coba kita lihat diri kita. Adakah saudara yang kita jauhi karena satu dan lain hal? Jika ia, mari kita coba kembali kuatkan ikatan persaudaraan dengan bersilaturahmi kepada kerabat dan saudara yang mungkin sudah lama tidak dikunjungi. Agar kita tidak termasuk ke dalam golongan orang yang merugi karena telah memutuskan silaturahmi. (SH/RI)
Leave a Reply