Siapa yang tidak mengenal karakter Umar bin Khatthab? Ia terkenal dengan sikap keras dan tegas, bahkan syetan sekalipun enggan berurusan dengannya. Tapi ternyata sikapnya pada istrinya yang ‘cerewet’ dan memarahinya sungguh di luar dugaan. Berikut kisahnya:
Suatu hari ada seorang Badui yang menemui Umar karena ingin mengadukan kecerewetan istrinya. Ternyata di saat itu pula Umar sedang diomeli istrinya sendiri dengan suara yang cukup keras. Si Badui terkejut karena Umar diam saja mendengar ‘kuliah panjang’ dari sang istri.
Setelah selesai, si Badui mendekati Umar dan bertanya mengapa Umar seperti tak berdaya di hadapan istrinya yang memarahinya, lantas Umar memberikan nasihat kepada sang Badui:
“Wahai saudaraku, istriku memiliki hak atas diriku, itu sebabnya aku sselalu mehan diri dari sikap istriku itu. Aku menahan diri meskipun sebenarnya aku juga dapat bersikap keras kepadanya, memarahinya. Namun aku sadar bahwa hanya orang mulia yang dapat memuliakan kaum wanita, dan hanya orang rendahan yang sanggup menyakiti mereka. Aku ingin menjadi orang yang mulia meskipun itu berarti aku terlihat kalah dari istriku, aku juga tidak ingin menyakiti istriku meskipun sebenarnya aku mampu.”
“Wahai saudaraku, aku menahan diri karena menyadari bahwa istriku memiliki hak atas diriku. Dia adalah orang yang membuatkan roti, memasak makanan untukku, menyusui anak-anakku, dan mencuci bajuku. Seberapa besar kesabaranku ketika menghadapi sikapnya, maka sebesar itu pula pahala yang akan kuterima.”
Dari nasihat Umar tersebut, ada beberapa poin yang perlu kita pelajari dari sikap Umar terhadap istrinya:
1. Suami perlu menyadari istri memiliki hak atasnya
Menjadi suami dan kepala keluarga tidak bisa egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Seorang suami harus menyadari bahwa istri juga memiliki hak atas dirinya. Dengan demikian suami tidak hanya dapat menuntut haknya kepada istri, namun juga memberikan hak istri terhadap suaminya.
- Yang dapat memuliakan wanita hanyalah orang yang mulia
Jika ingin menjadi lelaki yang mulia maka harus dapat memuliakan wanita. Karena tidak sedikit suami yang merasa dirinya lebih berkuasa lantas berlaku sewenang-wenang terhadap istrinya. Hal ini tidak dibenarkan.
- Yang dapat merendahkan wanita hanyalah orang yang suka menyakiti
Suami atau lelaki harus menyadari, hanya orang-orang lemah dan rendahan yang berani menyakiti perempuan. Lelaki sejati tidak akan menyakiti perempuan.
- Kesabaran suami terhadap sikap istrinya akan mendapat balasan pahala
Allah Maha Adil. Kesabaran suami mengahadapi istrinya pasti akan berbuah manis. Semakin besar kesabarannya maka semakin besar pula ganjaran yang akan diperolehnya.
Wanita memang makhluk ciptaan Allah yang cukup unik. Dia tidak bisa diperlakukan secara kasar, namun juga tidak boleh diperlakukan terlalu lembut sehingga nanti bisa durhaka terhadap suami. Perlu kelemah lembutan namun juga ketegasan untuk dapat mendidiknya.
Itu sebabnya, sebelum menikah ada baiknya sudah mengetahui ilmu pernikahan dan mengetahui resiko-resiko di dalam pernikahan itu sendiri. Tidak cukup mengetahui yang indah-indahnya saja. Agar dapat tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. (SH/RI)
Leave a Reply