Zaman sekarang makin sulit mencari orang-orang yang baik akhlak dan adabnya, ada orang yang berkata jorok dan kasar, suka mencaci maki, justru dicap sebagai orang yang tidak munafik. Astaghfirullah… padahal segala sesuatu memiliki adab, termasuklah adab terhadap orangtua kita sendiri maupun orang yang lebih tua secara usia dibandingkan diri kita.
Berikut ini adab terhadap orangtua, yang perlu diperhatikan:
- Berbicara dengan lemah lembut, tidak menghardik atau berkata keras
Jangan pernah berkata keras dan kasar pada orangtua karena Allah telah melarang hal itu.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra:23)
“Jika para sahabat berbicara dengan Rasulullah, mereka merendahkan suara mereka dan mereka tidak memandang tajam sebagai bentuk pengagungan terhadap Rasulullah” (HR. Al Bukhari 2731).
- Tidak mendahului mereka dalam berkata-kata
Anak muda selalu ingin pamer kehebatan dan unjuk diri, padahal di hadapan orangtua semestinya kita bisa lebih bersabar dan membiarkan orangtua terlebih dahulu menyelesaikan kata-katanya.
“Kami pernah bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam di Jummar, kemudian Nabi bersabda: ‘Ada sebuah pohon yang ia merupakan permisalan seorang Muslim’. Ibnu Umar berkata: ‘sebetulnya aku ingin menjawab: pohon kurma. Namun karena ia yang paling muda di sini maka aku diam’. Lalu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pun memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” (HR. Al Bukhari 82, Muslim 2811).
- Mengutamakan keperluan orangtua dibanding diri sendiri
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah menceritakan kisah 3 orang yang terperangkap batu besar di mulut goa. Mereka pun mencoba bertawasul, salah satunya karena amalannya mengutamakan kepentingan orangtua:
“Ya Allah sesungguhnya saya memiliki orang tua yang sudah tua renta, dan saya juga memiliki istri dan anak perempuan yang aku beri mereka makan dari mengembala ternak. Ketika selesai menggembala, aku perahkan susu untuk mereka. Aku selalu dahulukan orang tuaku sebelum keluargaku. Lalu suatu hari ketika panen aku harus pergi jauh, dan aku tidak pulang kecuali sudah sangat sore, dan aku dapati orang tuaku sudah tidur. Lalu aku perahkan untuk mereka susu sebagaimana biasanya, lalu aku bawakan bejana berisi susu itu kepada mereka. Aku berdiri di sisi mereka, tapi aku enggan untuk membangunkan mereka. Dan aku pun enggan memberi susu pada anak perempuanku sebelum orang tuaku. Padahal anakku sudah meronta-ronta di kakiku karena kelaparan. Dan demikianlah terus keadaannya hingga terbit fajar. Ya Allah jika Engkau tahu aku melakukan hal itu demi mengharap wajahMu, maka bukalah celah bagi kami yang kami bisa melihat langit dari situ. Maka Allah pun membukakan sedikit celah yang membuat mereka bisa melihat langit darinya“.
- Membayar utang dan nazar orangtua
“Bahwasannya Sa’ad bin Ubadah meminta fatwa kepada Rasulullah seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya ibuku meninggal dunia dan menanggung kewajiban nadzar, (maka apa yang harus aku lakukan?).’ Beliau menjawab, ‘Laksanakanlah nadzarnya untuk menggantikannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Terus-menerus mendoakan orangtua
“Jika manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali 3 perkara: yakni shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim: 1631)
- Melaksanakan bakti pada orangtua sekalipun keduanya sudah meninggal dunia
“Wahai Rasulullah, apakah masih tersisa sesuatu bentuk baktiku kepada kedua orangtuaku yang bisa aku wujudkan setelah mereka berdua meninggal dunia?” Beliau menjawab, ‘Ya, (yaitu) mendoakan mereka berdua, memohonkan ampunan bagi mereka berdua, melaksanakan janji (wasiat) mereka berdua setelah mereka meninggal, menyambung tali silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali dengan (sebab hubungan) mereka berdua dan memuliakan teman mereka berdua.” (HR. Abu Dawud no. 5142)
Semoga kita menjadi orang-orang yang memiliki adab terhadap orangtua. (SH)
Leave a Reply